Kamis 31 Jan 2019 11:58 WIB

Alasan Jack Boyd Sering Laporkan Pihak 'Lawan' Pemerintah

Jack menegaskan dirinya melaporkan bukan karena beda pilihan politik.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Terpidana kasus ujaran kebencian Ahmad Dhani berjalan menuju mobil tahanan seusai menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Terpidana kasus ujaran kebencian Ahmad Dhani berjalan menuju mobil tahanan seusai menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jack Boyd Lapian dikenal sebagai sosok yang kerap melaporkan pihak-pihak yang berposisi berlawanan dengan pemerintah ke kepolisian. Jack menegaskan, dirinya melaporkan orang-orang tersebut bukan karena beda pilihan politik, melainkan karena mereka menyampaikan pernyataan yang bermuatan kebencian.

Terlebih, Jack mengatakan, orang-orang tersebut merupakan tokoh publik, seperti pentolan Dewa 19 Ahmad Dhani. "Publik figure ini kan influencer. Misalnya, kenapa Ahmad Dhani dan kenapa orang-orang ini, yang kami khawatirkan itu memberikan dugaan kebencian lagi (ke orang lain dan seterusnya). Bahkan 'menularkan' kepada yang lainnya. Kalau laporin yang biasa-biasa saja ya buat apa, Mas," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (31/1).

Jack kemudian mengutip pendapat saksi ahli yang merupakan seorang sosiolog hukum dari salah satu universitas ternama di Indonesia. "Jangan salah, salah satu saksi ahli kami, sosiolog hukum, (bilang) bahwa Ahmad Dhani dipenjara belum tentu bisa berubah," ujarnya.

Jack melanjutkan, jika ia melaporkan Anies Baswedan, bukan berarti dirinya membenci Anies. Jack menegaskan, ia hanya melaporkan orang yang dengan pernyataannya bisa berdampak luas ke masyarakat. Apalagi, salah satu orang yang dilaporkan, Ahmad Dhani, baginya merupakan sosok legenda musik Indonesia melalui lagu-lagu yang dibuat.

"Dhani itu memang sudah legend. Saya akui di bidang musik. Cuma ini kan enggak bicara Ahmad Dhani yang dulu. Saya bicara Dhani yang sekarang. Seperti Anies yang sekarang. Anies tidak mendukung Prabowo, tapi sekarang justru dia didukung oleh Prabowo," katanya.

"Seperti Dhani juga, itu dulu dikejar-kejar oleh FPI (Front Pembela Islam). Itu kan fakta. Tapi, sekarang dia bersama-sama FPI, itulah lawan bisa jadi teman, teman bisa jadi lawan. Jadi bukan soal beda pilihan politik," jelasnya menambahkan.

Selain itu, laporan polisi yang Jack buat ini pertama untuk mengedukasi masyarakat agar berani melapor. Kedua, bukan karena beda pandangan politik, melainkan lebih karena meresahkan. Apalagi, menurutnya, beberapa tokoh yang ia laporkan ke polisi adalah ikon di tengah masyarakat. "Jadi, sebelum melapor kita lihat dulu, bagaimana ini dampaknya ke masyarakat. Dan bagaimana pun ini berdampak luas. Ke anak cucu, anak saya sudah SMA kelas 2, itu banyak ujaran kebencian, hoaks," katanya.

Dalam kondisi itu, Jack menambahkan, jika memang pihak yang berseberangan dengan pemerintah itu menganggap ada pelanggaran hukum pada pihak pendukung pemerintah, cukup lapor pada polisi. Polisi, menurutnya, bekerja netral dan sesuai dengan kecukupan alat bukti.

"Jadi, kadang-kadang ada yang bilang pelaporannya tidak ditanggapi, tidak direspons, ya jangan asal lapor. Sharing dulu sama teman-teman. Kan banyak pakar hukum, saksi ahli, apakah ada deliknya. Ya mungkin juga dengan ahli bahasa, profesor. Jadi sebelum lapor, kaji dulu, dan bukan berdasarkan sakit hati personal, tidak," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement