REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya membangun Indonesia dari pinggiran dengan memberikan layanan penyediaan akses komunikasi yang sama di kawasan 3T dan Pulau Jawa. Pemerataan infrastruktur dan layanan telekomunikasi ke seluruh Indonesia merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi saat ini.
"Terdapat lebih kurang 149 ribu lokasi yang membutuhkan layanan internet dengan kapasitas cepat guna mendukung kebutuhan dalam dunia pendidikan, kesehatan, pemerintahan daerah, pertahanan dan keamanan, serta kesehatan. Ke depan diharapkan akan berlanjut pada pemerataan ekonomi," Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo, Anang Latif, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (30/1) dari keterangan tertulis.
Sejak 2016, BAKTI Kominfo telah melaksanakan program untuk membangun layanan telekomunikasi di wilayah 3T. Sebagian besar dari layanan akses intenet ataupun layanan backhaul BTS sampai saat ini masih menggunakan sambungan jaringan satelit.
Hal ini dikarenakan masih banyak daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan dengan teknologi terrestrial. "Dengan penyediaan kapasitas satelit ini, menjadi sebuah tantangan bagi BAKTI dalam memberikan layanan telekomunikasi yang lebih masif untuk mewujudkan konektivitas nasional," kata Anang.
Palapa Ring menjadi langkah awal yang diambil BAKTI Kominfo untuk mewujudkan konektivitas nasional. Dengan adanya Palapa Ring, seluruh kabupaten/kota di Indonesia terkoneksi dengan jaringan serat optik. Namun untuk daerah tingkatan yang lebih kecil seperti kecamatan, kelurahan, sampai dengan tingkat desa belum sepenuhnya terlayani dengan program ini.