REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Sodik Mudjahid, menyatakan, posisi menteri agama nantinya harus diduduki oleh sosok yang ahli dan berkompetensi di bidangnya. Sosok tersebut, bisa saja dari Nahdlatul Ulama (NU) maupun non-NU.
"Menteri agama zaman sekarang seperti halnya menteri yang lain. Harus anak bangsa yang terbaik di bidangnya. Bisa dari NU dan juga dari non-NU, selama memenuhi kriteria terbaik untuk posisi dan fungsi menteri agama," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (28/1).
Sodik juga menegaskan, jika terpilih, Prabowo-Sandi ingin kabinetnya diisi oleh orang-orang yang ahli. Karena itu, kursi-kursi menteri akan diisi berbagai kalangan, misalnya dari sisi golongan, agama, suku, dan ras. "Dan tentu saja loyal kepada empat pilar bangsa dan visi-misi Presiden," papar dia.
Menurut Sodik, pendekatan keahlian dalam mengisi posisi menteri, itu juga bisa membuat beberapa posisi menteri diisi dari satu golongan. "Termasuk dari NU, jika memang banyak yang ahli," kata wakil ketua komisi VIII DPR Fraksi Partai Gerindra ini.
Selain itu, Sodik mengatakan, faktor representasi NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika juga akan dipertimbangkan. Sehingga, dengan begitu akan terbentuk kabinet ahli yang mewakili elemen-elemen utama di NKRI.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyampaikan bahwa menteri agama harus berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Ini disampaikan dalam sambutannya pada Hari Ulang Tahun Muslimat NU di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Ahad (27/1). Dalam sambutan, Said juga meminta orang-orang NU untuk lebih berperan.
Pernyataan Said Aqil itu pun direspons calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga. Sandiaga mengaku akan mempertimbangkan hal tersebut. "Iya, NU adalah organisasi massa terbesar dan ini yang diharapkan oleh warga NU dan masyarakat, dan itu tentunya akan menjadi pertimbangan kita (jika terpilih)," kata Sandiaga.