REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Yani Mulyani (40), salah seorang korban kecelakaan Bus Bima Suci di Tol Cipularang, mengatakan, sebelum kecelakaan, bus berjalan normal. Menurutnya, tidak ada tanda kerusakan mesin atau sopir mengemudikan bus dengan kecepatan tinggi.
Saat ditemui di RSU MH Thamrin, Purwakarta, Yani mengatakan, dirinya naik Bus Bimasuci dari Terminal Leuwi Panjang. Yani naik bus sekitar pukul 08.30 WIB. Tak ada firasat apa pun saat dia menumpangi bus tersebut.
"Bus berjalan lancar tidak ada kendala ataupun tanda-tanda akan kecelakaan," ujar Yani yang mengalami luka ringan kepada Republika.co.id, Senin (28/1).
Yani melanjutkan, bus sempat masuk ke rest area KM 72 untuk mengisi bahan bakar. Setelah keluar dari rest area laju kendaraan juga dirasa sangat wajar. "Bus tidak mengebut ataupun ugal-ugalan. Tetapi, pada saat itu hujan turun rintik-rintik. Sehingga, jalanan aspal yang hitam basah," katanya.
Setibanya di KM 70+400, tiba-tiba bus oleng ke kiri, lalu menabrak pembatas. Setelah itu, terguling dan jatuh ke jurang. Yani yang duduk tepat di belakang sopir menyaksikan kejadian tersebut.
"Saya berpegangan pada besi, tempat duduk. Saya dalam kondisi sadar," ucapnya.
Setelah bus berhenti terguling, Yani berusaha keluar. Dia harus merangkak. Karena, posisi bus terbalik dengan ban di atas. Saat itu, Yani ditolong salah satu anggota polisi. Lalu, dibawa ke ambulans dan dirawat di RSU MH Thamrin.