Ahad 27 Jan 2019 13:34 WIB

Ketua TKN: Jangan Pesimistis pada Negara Indonesia

Erick yakin Indonesia akan semakin maju dan tidak akan bubar.

Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir memberikan keterangan kepada wartawan disela pertemuan bersama duta besar negara Uni Eropa di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, Kamis (24/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir memberikan keterangan kepada wartawan disela pertemuan bersama duta besar negara Uni Eropa di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, Kamis (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir mengajak masyarakat agar jangan pesimistis pada negara karena Indonesia merupakan bangsa yang besar. Erick yakin Indonesia akan menjadi negara yang lebih maju dan besar.

"Kita harus optimistis Indonesia menjadi bangsa yang maju, secara ekonomi kita mampu tumbuh di atas lima persen," katanya pada Flashmob Kebangsaan Untuk NKRI di Benteng Vastenburg Solo, Ahad (27/1).

Melihat situasi tersebut, pihaknya meyakini pada ulang tahun ke-100 yang jatuh tahun 2045, bangsa Indonesia akan lebih besar dari negara yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda dan Jepang. "Kalau banyak orang yang bilang kita lebih besar dari negara yang pernah menjajah kita, kenapa harus pesimistis," katanya.

Ia mengatakan, masyakat tidak mau melihat negara bubar, dengan demikian Indonesia harus dibangun atas dasar persatuan.  "Jangan didasari atas kebohongan. Saya berharap semua yang hadir bisa konsolidasikan untuk satu Indonsia, mari 'door to door', militan. Mari kita menangkan Solo dan Indonesia," katanya di depan ribuan orang yang hadir.

Melihat para peserta Flashmob yang datang, katanya, merupakan bukti bahwa makin hari masyarakat makin optimistis melihat masa depan Indonesia. "Tentu masyarakat tidak mau Indonesia pecah. Banyak negara pecah akhirnya mundur, seperti Suriah dan Yugoslavia," katanya.

Sementara itu, disinggung mengenai politik identitas, Erick mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memberikan dorongan dan bantuan untuk masyarakat tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras, dan antargolongan.

"Seperti bunga kredit UKM hanya tujuh persen, bunga kredit Bank Mikro Nelayan hanya tiga persen. Fasilitas ini mayoritas umat yang dapat. Selain itu, program dana desa sudah tersalurkan dengan baik," katanya.

Menurut dia, upaya tersebut dilakukan sebagai pertanggungjawaban pemerintah terhadap kesenjangan sosial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement