REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar dari program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Unej) Prof. Agus Trihartono menyebutkan bahwa pendekatan kekuatan lunak (soft power) dapat menguatkan peran Indonesia di panggung dunia melalui diplomasi.
"Indonesia dengan segala keindahan dan kekayaan warisannya memiliki hampir semua elemen yang diperlukan untuk menjadi kekuatan lunak yang signifikan di pentas global," katanya dalam orasi ilmiah setelah dikukuhkan sebagai guru besar Unej di Gedung Auditorium kampus setempat, Kamis.
Di bidang budaya, Indonesia menyimpan harta karun yang tak ternilai seperti seni tradisional yang memukau, musik yang menenangkan jiwa, arsitektur yang memadukan harmoni dan fungsi, serta kuliner yang menggugah selera dunia.
"Lebih jauh lagi, nilai-nilai luhur bangsa seperti Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi simbol harmoni yang tak tergoyahkan di tengah keberagaman," ucap alumnus Ritsumeikan University Jepang.
Menurutnya, Indonesia juga menunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi dan Islam dapat berjalan seiring, menjadi teladan bagi harmoni yang mungkin terasa langka di belahan dunia lain, bahkan Indonesia bukan sekadar pemilik potensi soft power, melainkan juga telah membuktikan aplikasinya.
Misi perdamaian Garuda adalah bukti nyata kontribusi Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Seni dan pariwisata juga telah memikat hati masyarakat internasional, memperkenalkan Nusantara sebagai negeri yang memesona.
Agus mengatakan strategi Cool Japan dari Jepang, atau gastrodiplomasi Thailand adalah bukti bahwa budaya dapat menjadi alat diplomasi yang kuat jika dirancang dengan visi yang matang dan eksekusi yang konsisten, sehingga Indonesia memiliki potensi yang sama, bahkan mungkin lebih besar.