Sabtu 26 Jan 2019 14:15 WIB

TKN: Tabloid Indonesia Barokah tak Pengaruhi Jokowi-Ma'ruf

TKN mempersilakan pihak yang dirugikan memproses secara hukum.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Hafil
Petugas Bawaslu menunjukkan tabloid Indonesia Barokah di Kantor Bawaslu Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat (25/1/2019).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Petugas Bawaslu menunjukkan tabloid Indonesia Barokah di Kantor Bawaslu Kota Tegal, Jawa Tengah, Jumat (25/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily meyakini beredarnya tabloid Indonesia Barokah tidak akan mempengaruhi citra timnya termasuk Jokowi-Maruf. Menurutnya, TKN tidak tahu mengenai tabloid yang dianggap menyudutkan salah satu pasangan calon presiden.

"Kami tidak tahu tentang tabloid Indonesia Barokah. Itu bukan yang diterbitkan oleh Tim Kampanye Nasional. Kami meyakini itu (tabloid Indonesia Barokah) tidak akan berpengaruh terhadap kami," ujar Ace usai acara Perspektif Indonesia di Jakarta Pusat, Sabtu (26/1).

Ia mempersilakan bagi pihak yang merasa dirugikan dengan tabloid tersebut untuk memprosesnya secara hukum. Akan tetapi, menurut Ace, pihaknya menilai konten tabloid Indonesia Barokah tidak berisikan konten hoaks maupun ujaran kebencian.

Ia menjelaskan, berdasarkan informasi dari Bawaslu, konten tabloid Indonesia Barokah sendiri tidak mengandung unsur kampanye apalagi kebencian. Sehingga, lanjut Ace, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Jadi kalau memang tidak mengandung unsur hoaks, kebencian, kebohongan jadi kenapa harus takut terhadap tabloid Indonesia Barokah ini. Tetapi itu kepada lebih mengajak masyarakat untuk lebih menghindari berita-berita hoaks," jelas Ace.

Ia justru mengungkit beredarnya buletin Kaffah di Jawa Barat. Ia mengatakan, buletin tersebut bermuatan kampanye hitam yang mengangkat artikel berjudul 'Stop Mendukung Penguasa Gagal dan Ingkar Janji'.

Ace memaparkan, buletin Kaffah sejalan dengan selebaran 'Say No Jokowi' yang disertai tagar 2019 Ganti Presiden. Menurut dia, hal itu diangkat menggunakan dalil-dalil agama. Sehingga, Ace meminta, agar Bawaslu juga menindak tegas terhadap beredarnya buletin Kaffah.

"Saya kira itu lebih parah lagi. Kalau mau disebut sebagai kampanye hitam. Kenapa? Pertama datanya tidak benar, yang kedua itu jelas sekali ada tagar #2019GantiPresiden. Itu menunjukkan bahwa itu bagian apa yang disebut dengan kampanye hitam," jelas Ace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement