Jumat 25 Jan 2019 23:00 WIB

Menaker Sebut Demo di Morowali tak Terkait TKA Cina

Demo di Morowali terkait upah buruh yang saat ini sedang ditangani otoritas daerah

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri (keempat kanan) bersama Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif (ketiga kanan) menyerahkan Alat Pelindung Diri (APD) kepada pekerja sektor konstruksi seusai upacara bulan K3 Nasional tahun 2019 di Jakarta, Selasa (15/1).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri (keempat kanan) bersama Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif (ketiga kanan) menyerahkan Alat Pelindung Diri (APD) kepada pekerja sektor konstruksi seusai upacara bulan K3 Nasional tahun 2019 di Jakarta, Selasa (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri memberikan klarifikasi terkait demo pekerja di PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Ia menyebut demo tersebut bukan soal TKA Cina, melainkan perihal upah buruh.

"Semua demo pekerja di Morowali menuntut kenaikan upah minimum sektoral kabupaten (UMSK), bukan demo tenaga kerja asing (TKA) China atau demo menolak TKA Cina," kata Hanif melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (25/1).

Dia melanjutkan, tuntutan kenaikan USMK tersebut  saat ini prosesnya sedang ditangani oleh otoritas yang ada di daerah, termasuk mediasi hingga ke pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

Oleh karenanya, Hanif berharap kepada seluruh masyarakat untuk tidak termakan hoax seluruh pekerja di Morowali yang dipelintir menjadi demo TKA China atau demo menolak TKA China. "Jangan termakan hoaks, jangan ikut menyebarkan hoaks, dan waspadai adu domba atau propaganda yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Hanif.

Hanif menegaskan, perjuangan para pekerja adalah perjuangan yang mulia. "Saya minta agar jangan sampai dinodai dengan berbagai informasi hoaks, berita palsu dan hal-hal senada yang meresahkan. Saya harap agar persoalan UMSK di Morowali menemukan solusinya dalam waktu dekat," kata dia.

Terkait tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, Menaker mengimbau supaya masyarakat tidak perlu khawatir karena mereka tidak akan mengambil lapangan kerja penduduk Indonesia.

"Tenaga kerja asing muncul sebagai risiko dari investasi. Para investor akan membawa pekerja dari negaranya, namun jumlahnya terkendali. Jauh lebih besar lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat Indonesia dari hasil investasi tersebut," tutur Hanif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement