REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang melanda Sulawesi Selatan turut memutus akses masyarakat. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi memerintahkan Badan Pengelola Transportasi Daerah (BPTD) berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengalihkan arus lalu lintas ke jalur alternatif lantaran akses jalan yang terputus akibat banjir di Sulawesi Selatan.
"Kami sudah perintahkan BPTD berkoordinasi dengan Kepolisian untuk turun bersama-sama ke lapangan, juga koordinasi dengan pemangku kepentingan untuk percepatan penanganan, kemudian mengalihkan ke jalur alternatif," kata Budi di Jakarta, Jumat (25/1).
Karena jalur alternatif tidak banyak, Budi meminta tim untuk menahan perjalanan yang tidak perlu. "Tidak begitu banyak alternatif untuk perjalanan, jadi kita minta kepolisian dan BPTD menahan perjalanan yang tidak perlu," katanya.
Baca juga, Korban Banjir Makassar tak Sempat Selamatkan Barang Berharga
Dia menambahkan berdasarkan pantauan saat ini akses jalan sudah bisa dilalui, terutama dari Maros ke Pangkep. "Maros ke arah Pangkep dua hari lalu enggak bisa lewat situ harus memutar jauh, sekarang jalan kabupaten sudah bisa dilalui," katanya. Untuk mengantipasi kemungkinan terburuk, Budi akan mengerahkan Damri untuk penyediaan unit bus, seperti ketika bencana di Palu, Sulawesi Selatan.
Sebelumnya dilaporkan, sejumlah akses jalan di Sulawesi Selatan, sempat lumpuh diterjang banjir pada Selasa (22/1) lalu. Jalur yang terputus itu di antaranya Jalan Poros Maros-Pangkep dan Maros-Bone.
Banyak kendaraan bermotor dilaporkan tidak bergerak di Bulu Bulu, Mandai, Batangase, Turikale, pusat ibu kota Kabupaten Maros, untuk yang dari arah Kota Makassar. Sementara itu, kendaraan dari arah Pangkep, terjebak macet di Lau, Maros, kemudian kendaraan dari arah Bone terjebak macet di sekitar Majannang, Maros.