Selasa 22 Jan 2019 03:45 WIB

BPN: Kami Hanya Perlu Fokus di Jawa Tengah dan Timur

Kedua provinsi itu akan menjadi penentu selisih perolehan suara.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Suhud Aliyudin menuturkan bahwa secara umum pihaknya hanya perlu fokus di Pulau Jawa, terutama provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena kedua provinsi itu akan menjadi penentu selisih perolehan suara.

"Berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas pejawat mentok di bawah 50 persen dengan selisih yang tidak terlalu jauh, dan swing voters yang masih tinggi," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (21/1).

Menurut Suhud, lumbung suara besar tetap di Jawa Barat, Banten dan DKI. Di luar Pulau Jawa kami optimis unggul atas petahana. Di masa kampanye dan debat capres akan menjadi penentu. Karena swing voters akan menentukan pilihannya pada fase ini. "Kami yakin swing voters akan menetapkan pilihannya pada kami," katanya.

Hasil survei yang dilakukan Median menunjukan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami kenaikan. Survei median menunjukan elektabilitas Prabowo-Sandi berada di angka 38,7 persen.

Peneliti Median, Rico Marbun menjelaskan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul dengan angka 47,9 persen. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandi 38,7 persen. Adapun yang belum menentukan pilihan sebesar 13,4 persen.

Hasil survei juga menemukan pertumbuhan suara pasangan Jokowi-Ma'ruf cenderung tak mengalami kenaikan drastis. Padahal kampanye pasangan 01 sudah terbilang masif. "Pada survei November 2018, pasangan Jokowi-Ma'ruf itu 47,7 persen suara. Sekarang Januari 47,9 persen, hanya naik 0,2 persen. Relatif stagnan," katanya saat rilis hasil survei, Senin (21/1).

Di sisi lain, angka elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi malah tumbuh. Meski begitu angka pertumbuhannya cenderung perlahan. "Pasangan Prabowo-Sandiaga dulu waktu November 2018 meraih 35,5 persen. Sekarang naik 38,7 persen. Jadi bisa dilihat naik selisih 3,2 persen," kata dia.

Diketahui, survei Median diadakan pada 6-15 Januari 2019 dengan memakai multistage random sampling dan proporsional. Median menghitung survei menggunakan jawaban dari 1.500 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka margin of error survei Median sekitar 2,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement