REPUBLIKA.CO.ID, Perdebatan perdana Pemilihan Presiden 2019 dihelat semalam. Masing-masing pasangan calon menyampaikan visi dan misi dan saling menjawab pertanyaan ditingkahi riuhnya sorakan pendukung dan lawan.
Sebelum debat berlangsung, masing-masing calon memulai dengan ritual masing-masing. Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Joko Widodo- KH Ma'ruf Amin, misalnya, menjalankan shalat Maghrib berjamaah di Masjid Baiturrahman, Kompleks Istana Merdeka, sebelum berangkat menuju lokasi debat.
Selain Jokowi-Ma'ruf, sejumlah pejabat Kabinet Kerja juga terlihat ikut hadir, seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mensesneg Pratikno. Jokowi lebih banyak menghabiskan waktu di Istana Bogor sejak pagi hari. Baru sore sekitar pukul 16.20 WIB, rombongan Presiden berangkat menuju Istana Merdeka dan kemudian lokasi debat.
Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut dua Sandiaga Uno berbuka puasa dengan melaksanakan sunah nabi. Ia berbuka puasa dengan menyantap tiga butir buah kurma dan air putih. "Buka puasa makan kurma tiga butir, minum air putih," ujar Sandiaga di lobi Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1). Sandiaga menambahkan, ia juga sempat memakan buah apel ketika berbuka puasa selepas waktu Maghrib.
Ia mengenakan kemeja putih dan dasi berwarna merah serta senyum semringah ketika turun dari mobilnya. Sandi berada di mobil yang berbeda dengan calon presidennya, Prabowo Subianto, tetapi berjalan beriringan saat tiba di lobi Hotel Bidakara.
Tak lama setelah kedatangan Prabowo-Sandi, pasangan Jokowi-Ma'ruf juga tiba di lokasi. Pejawat yang didampingi sang istri menggunakan setelan kemeja putih dengan celana hitam.
Kurang dari tiga jam debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dimulai, sejumlah pendukung dan relawan dari kedua kubu sudah mulai berdatangan. Pendukung yang datang mula-mula ini didominasi kaum hawa. Baik pendukung pasangan calon Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandiaga mayoritas mengenakan seragam berwarna putih.
Sembari menanti dimulainya debat bergengsi kemarin, ratusan pendukung kedua kontestan asyik berswafoto dengan baliho-baliho jagoannya masing-masing. Tidak sedikit dari mereka juga mengabadikan momen lima tahunan ini dengan berfoto bersama para tentara yang tengah berjaga. Di beberapa titik, mereka juga tampak bergerombol sembari bernyanyi dan meneriakkan yel-yel.
Pengamanan acara debat perdana juga terbilang ketat. Personel kepolisian dan juga TNI dengan atribut tampak berjaga-jaga di halaman hall Hotel Bidakara. Anjing pelacak juga diturunkan. Metal detector juga terpasang di bagian dalam Hotel Bidakara. Pengamanan melibatkan 2.526 personel terdiri atas unsur polisi, TNI, Dinas Perhubungan (Dishub), Satpol PP, pemadam kebakaran (damkar), hingga petugas PLN.
Kaum milenial bersama
Keriuhan tak hanya di lokasi dilakukannya debat. Acara menonton bersama digelar di berbagai tempat. Salah satu yang unik, komunitas muda dari kubu pendukung kedua calon menggelar nonton bareng di Nusa Kopi, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Komunitas pendukung Jokowi-Ma’ruf datang dari kelompok “Kita Satu” dan “UI Milenial for Jokowi”. Mereka berdampingan dengan pendukung Prabowo-Sandi dari “Relawan Pride” dan “Sahabat Prabowo-Sandi”. Koordinator Relawan Kita Satu, Pradana Indraputra, mengatakan, acara ini merupakan inisiatif dari teman-teman muda untuk menjaga suasana kampanye pilpres yang terasa semakin panas.
Menurutnya, kampanye pilpres adalah persaingan untuk memperebutkan hati pemilih. Namun, persaingan itu harus tetap menjaga persatuan dan kerukunan sesama anak bangsa. "Kami dari generasi muda ini menunjukkan bahwa seserius apa pun dinamika kampanye, semua pihak harus tetap akur dan saling menghormati," kata Pradana, Rabu (16/1).
Sementara itu, Koordinator Relawan Pride, Anthony, mengatakan, nobar yang diadakan oleh kedua kubu ini diharapkan dapat mencairkan suasana politik yang kian memanas. "Saya rasa berbeda pilihan dalam politik itu wajar, namun harus tetap akur dan menghormati satu sama lain agar iklim politik tak gaduh," ujar Anthony menjelaskan.
Menurut Anthony, pilpres ini seharusnya juga bisa menjadi ajang untuk silahturahim. Pihaknya yakin debat ini menjadi ajang untuk adu solusi guna menuntaskan problematik masalah di Indonesia. “Memang pilpres harus jadi ajang untuk melahirkan pemimpin terbaik, tapi pendukung harus tetap dingin. Kita harus tetap menjunjung semangat persahabatan dan kekeluargaan serta jadikan sebagai momentum pemersatu bangsa. Kita juga harus semangat bersaing secara sportif,” kata dia.
Meski begitu, di markas masing-masing pendukung suasananya tetap panas. Di Prabowo-Sandi Media Center, ratusan pendukung oposisi berlesehan di depan layar besar memenuhi lokasi nobar.
Mereka menyoraki saat Jokowi mulai berbicara dalam debat. Hal berbeda ketika pasangan Prabowo-Sandi diberikan kesempatan untuk memaparkan visi-misi. Layaknya dinasihati orang tua, para penonton khidmat menyimak Prabowo dan Sandiaga ketika berbicara.
Sementara, ratusan relawan Jokowi-Ma'ruf yang menggelar nonton bareng di Rumah Aspirasi, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (17/1), riuh saat mendengar paparan Jokowi-Ma'ruf. Sebaliknya, paparan Prabowo-Sandiaga disambut ejekan dari para relawan.
"Iya betul, begitu pak, baru presiden kita," teriak sejumlah relawan.
Kemudian, saat Prabowo mengungkapkan visi- misinya, para relawan menyambut dengan penolakan. Bahkan, berbagai cibiran pun turut disampaikan.
(sapto andika candra/ronggo astungkoro/afrizal rosikhul ilmi/ali mansur/rizky suryarandika/muhammad ikhwanuddin)