Rabu 16 Jan 2019 15:20 WIB

Jokowi-Ma'ruf Andalkan Isu Kemiskinan Saat Debat Jilid V

Angka kemiskinan di Indonesia turun di saat standar garis kemiskinan meningkat

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Seorang lelaki dari keluarga miskin mengangkut anak dan istrinya dengan gerobak. ilustrasi (foto: Raisan Al Farisi)
Seorang lelaki dari keluarga miskin mengangkut anak dan istrinya dengan gerobak. ilustrasi (foto: Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu soal penurunan angka kemiskinan nasional menjadi salah satu 'senjata' yang akan disampaikan oleh paslon capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf dalam debat jilid kelima nanti. Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita bahkan menyebut Jokowi lebih pintar ketimbang dirinya saat membahas isu-isu sosial.

"Bantuan sosial saya sampaikan tadi punya konstribusi yang substansial dari upaya kita untuk memerangi kemiskinan. Pasti itu jadi komponen penting. Bukan isapan jempol, bukan halusinasi, tapi fakta yang sudah disampaikan BPS tadi," kata Agus usai menemui Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Rabu (16/1).

Baca Juga

Agus mengatakan bahwa kondisi yang membuat lega pemerintahan saat ini adalah penurunan angka kemiskinan tetap terjadi justri di tengah naiknya standar garis kemiskinan menjadi Rp 410.670 per kapita per bulan pada September 2018. Angka itu naik dibanding Maret 2018 sebesar Rp 401.220 per kapita per bulan.

Menurut rilis BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2018 tercatat sebanyak 25,67 juta orang atau 9,66 persen dari populasi. Angka ini menyusut hingga 280 ribu orang dibanding jumlah penduduk miskin pada Maret 2018 yang mencapai 25,95 juta orang atau 9,82 persen dari populasi.

"Garis kemiskinan tentu naik itu wajar karena ada inflasi. Namun toh dari kenaikan standar kemiskinan, angka kemiskinan bisa turun. Itu yang buat kita bisa bernapas lega," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement