REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT LRT Jakarta, Allan Tandiono optimistis Lintas Rel Terpadu (LRT) akan mengurangi kemacetan di Jakarta. Ia mengatakan, LRT menjadi solusi tengah untuk mengintegrasikan dua moda transportasi Moda Raya Terpadu (MRT) dan bus Transjakarta.
"Kami baru bisa bayangkan kalau koridornya sudah ke mana-mana di seluruh Jakarta, sehingga tidak ada kebutuhan warga menggunakan kendaraan pribadi," ujar Allan di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta Timur, Jumat (11/1) sore.
Namun, lanjut Allan, LRT akan menekan angka kemacetan secara signifikan apabila koridor sepanjang 116 kilometer sudah terbangun. Sedangkan, LRT Jakarta baru terbangun sepanjang 5,8 kilometer di fase koridor 1 Kelapa Gading-Velodrome.
"Kami berharap warga Kelapa Gading-Velodrome sehari-harinya ketika pergi ke kantor meninggalkan kendaraan pribadi di rumah," ujar Allan
Ia menjelaskan, LRT fase koridor 1 ini ditargetkan akan mengangkut 14 ribu penumpang setiap harinya. Menurutnya, yang menjadi tantangan ialah membangun perilaku masyarakat agar beralih ke transportasi umum.
Allan mengatakan, butuh waktu untuk membangun kepercayaan penumpang di kawasan Kelapa Gading agar menggunakan LRT. Menurut dia, dengan mengasumsikan 5.000 penumpang saja sudah cukup mengurangi sekitar 5.000 kendaraan pribadi yang masuk ke kawasan Dukuh Atas, Jalan Sudirman, dan Jalan Thamrin.
"Jadi kita lihat itu aja ya, lihat 5.000 aja udah lumayan. Tetapi tentunya kita siapkan untuk 14 ribu di tahap awal," tutur Allan.