Kamis 10 Jan 2019 20:56 WIB

Pemuda Muhammadiyah: Indonesia Kekurangan Tokoh Penengah

Kini tidak sedikit tokoh agama atau masyarakat terafiliasi dengan politik.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 Sunanto melantik pengurus PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakatra, Jumat (28/12) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 Sunanto melantik pengurus PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakatra, Jumat (28/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto mengatakan, saat ini bangsa Indonesia kekurangan aktor-aktor penengah yang dapat meredakan setiap informasi yang begitu cepat bergulir. "Tidak aneh terjadi hoaks. Kita kekurangan aktor penengah yang bisa meredakan setiap informasi yang begitu cepat," kata Sunanto dalam diskusi pemilu di Media Center KPU RI, Jakarta, Kamis (10/1).  

Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu mengatakan, tokoh agama atau tokoh masyarakat yang biasanya mampu menjadi aktor penengah kini tidak sedikit yang terafiliasi dengan pasangan capres-cawapres. Akibatnya, masyarakat sulit membedakan antara tokoh politik, tokoh agama atau tokoh masyarakat. 

"Dulu perbedaan antara tokoh politik dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat itu jelas. Sekarang agak susah membedakannya," jelas dia. 

Ia mengatakan, fenomena ini perlu dikritisi. Tanpa adanya aktor penengah, dalam kondisi seperti sekarang ini maka disintegrasi bangsa bisa saja terjadi. 

PP Pemuda Muhammadiyah sendiri selaku organisasi kemasyarakatan, terus berupaya menciptakan aktor-aktor pendamai. Bagi PP Pemuda Muhammadiyah, pilihan politik merupakan hak individu, sedangkan kewajiban setiap organisasi adalah mendamaikan melalui kehadiran aktor-aktor penengah. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement