Kamis 10 Jan 2019 06:37 WIB

KPK Kembali Diteror

Rumah pimpinan KPK mendapat serangan bom molotov.

Gedung KPK (ilustrasi)
Foto:

Meski demikian, polisi tetap masih melakukan penyelidikan atas benda mencurigakan tersebut. Sejumlah mobil Pusat Laboratorium Forensi (Puslabfor) Mabes Polri tampak berada di sekitar kediaman, kemarin.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Republika, benda yang menyerupai bom tersebut telah diamankan. Benda-benda itu terdiri dari sebuah pipa paralon, detonator, sekring, kabel berwarna kuning, biru, dan oranye, paku berukuran tujuh sentimeter, baterai Panasonic Neo 9 Volt, dan tas berawarna hitam.

Warga setempat, Ferry, mengatakan, rumah berbentuk bangunan lama dua lantai dengan cat dinding abu-abu itu sudah 30 tahun lebih ditempati Agus dan keluarganya. Saat ini rumah tersebut tengah dalam renovasi.

Kedua pimpinan KPK belum bersedia memberikan pernyataan terkait teror hingga kemarin malam. Pihak KPK hanya menekankan bahwa mereka berdua akan tetap bekerja seperti biasanya.

"Saat ini Polda Metro Jaya sedang membentuk tim yang di-//backup// Densus 88 (Detasemen Khusus 88 Antiteror) akan secepat mungkin mengungkap peristiwa yang menimpa kediaman Pak Agus dan Pak Laode," kata Kabiro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo. Dedi menyampaikan, polisi belum menyimpulkan jenis benda yang ditemukan di dua rumah tersebut.

Menurut dia, dua kejadian tersebut terjadi dengan perbedaan waktu hanya beberapa jam. Dedi mengatakan, kemampuan Densus 88 mengatasi teror bom akan mempercepat olah tempat kejadian perkara. Sejumlah barang bukti pun sudah diamankan.

Kadiv Humas Polri Irjen Muhamamad Iqbal mengatakan penyidik terus menggali dan mengumpulkan bukti-bukti dari TKP. Termasuk, kata dia, memeriksa CCTV dan juga mengumpulkan keterangan para saksi. CCTV yang diperiksa, lanjut Iqbal, bukan saja di rumah korban, melainkan juga CCTV yang merekam jalan menuju akses rumah korban.

Ia berharap, CCTV dan keterangan para saksi serta alat bukti yang dikumpulkan akan membuat terang jejak pelaku di balik aksi tersebut. “Oleh karena itu, kami minta diberikan waktu untuk melakukan upaya-upaya penangkapan,” kata Iqbal.

Ini bukan pertama kalinya terjadi teror kekerasan terhadap oknum KPK. Pada 2017 lalu, terjadi penyiraman air asam terhadap penyidik KPK Novel Baswedan di depan masjid tak jauh dari kediamannya.

Sebelum Novel, kediaman penyidik KPK Afif Julian Miftah juga pernah mendapat kiriman kotak mirip bom yang isinya lilitan dan dibungkus lakban pada 2015 lalu. Ban mobil Afif digemboskan dan disiram air keras.

Pada tahun yang sama, wakil ketua KPK saat itu, Bambang Widjojanto, mengungkapkan ada beberapa penyidik dan pegawai KPK yang mengalami teror. Bahkan, teror juga menyerang anggota keluarga mereka. Hingga saat ini, kepolisian tak kunjung menemukan pelaku teror-teror tersebut.

(dedy darmawan nasution/mabruroh/antara ed: fitriyan zamzami)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement