REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Hari pertama masuk sekolah, Senin (7/1), anak-anak pengungsi tsunami Pulau Sebesi di lapangan tennis indoor Kalianda, Lampung Selatan, Provinsi Lampung, belajar di tenda darurat. Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan mendirikan tenda darurat agar anak-anak bisa belajar sementara.
Keterangan yang diperoleh Republika.co.id di pengungsian lapangan tennis indoor Kalianda, Senin (7/1), anak-anak pengungsi antusias bersekolah di awal masuk sekolah.
Mereka ada yang memakai pakaian sekolah dan juga ada yang tidak berseragam karena tidak ada persiapan. Selain itu, anak-anak sekolah juga masih banyak yang tidak dilengkapi peralatan sekolah, karena tidak membawa dari kampungnya.
“Hari pertama masuk sekolah, anak-anak pengungsi antusias ikut pelajara seadanya di bawah tenda darurat,” kata Ridwan, salah seorang relawan di tempat itu.
Ia mengatakan, kepada donatur hendaknya mengalihkan bantuan juga untuk peralatan sekolah anak-anak seperti buku, tas, pakaian sekolah, sepatu, dan perlengkapan lainnya. Para pengungsi rata-rata tidak menyiapkan untuk peralatan sekolah di saat mengungsi dari kampungnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Selatan Thomas Amirico mengatakan, petugas terpaksa mendirikan tenda darurat di sekitar pengungsi, agar anak-anak sekolah dan belajar pada awal masuk sekolah, Senin (7/1). Tenda-tenda darurat didirikan tak jauh dari tempat pengungsian warga.
Warga pengungsi dari Pulau Sebesi, yang belum bisa kembali ke kampung dan rumahnya, masih bertahan di pengungsian. Sedangkan hari masuk sekolah, setelah libur panjang, mereka tidak dapat bersekolah di kampungnya, di Pulau Sebesi. Menurut dia, anak-anak pengungsi harus belajar, meskipun di tenda darurat dengan fasilitas belajar seadanya.