Ahad 06 Jan 2019 10:16 WIB

Presiden Jokowi Resmikan Rusun Mahasiswa IAIN dan STKIP PGRI

Fasilitas rusun diperlukan untuk mahasiswa bagian dari program pengembangan SDM

Red: EH Ismail
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan sekaligus tiga Rumah Susun (Rusun) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tepatnya di STKIP PGRI, Jumat (4/1).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan sekaligus tiga Rumah Susun (Rusun) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tepatnya di STKIP PGRI, Jumat (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan sekaligus tiga Rumah Susun (Rusun) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tepatnya di STKIP PGRI, Jumat (4/1). Dari ketiga rusun tersebut, dua diantaranya merupakan rusun mahasiswa yakni Rusun IAIN dan STKIP PGRI Tulungagung. Sedangkan satu rusun lainnya merupakan rusunawa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kelurahan Jepun.

Hadir mendampingi Presiden dalam penekanan tombol peresmian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Plt Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, Ketua STKIP PGRI Tulungagung Imam Sujono, dan Rektor IAIN Tulungagung Maftukhin.

Usai peresmian, Presiden meninjau ke dalam Rusun, melihat kondisi dan fasilitas Rusun Mahasiswa STKIP PGRI. "Saya sudah masuk ke ruangannya, saya kira kualitas pengerjaannya juga sangat bagus," ujar Presiden.

Presiden Jokowi mengatakan, fasilitas rusun diperlukan untuk mahasiswa sebagai bagian dari program pengembangan SDM. Menurut Jokowi, pemerintah merencanakan  pembangunan rusun sebanyak 300 tower pada 2019.

"Sebanyak 45 ada di Jawa Timur dan termasuk provinsi yang paling banyak akan dibangun rusun, karena disini  betul-betul dimanfaatkan dan sangat dibutuhkan," ujar Jokowi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan rusun disamping untuk pekerja, MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), TNI/Polri, juga diperuntukkan untuk mahasiswa dan santri. Hal ini merupakan bentuk perhatian dan keseriusan pemerintah dalam penyediaan rumah dan penataan kawasan lingkungan pendidikan. "2018 lalu ada 275 tower rusun yang dibangun, 30 persennya sekitar 100 unit merupakan rusun mahasiswa dan ponpes," tutur Basuki di lokasi peresmian.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi AH mengatakan, rusun telah dilengkapi fasilitas listrik, air, kamar mandi luar dan meubelair seperti tempat tidur bertingkat, lemari dan meja belajar. Kedua rusun mahasiswa tersebut memiliki tipe 24 setinggi 3 lantai, dengan jumlah masing-masing sebanyak 37 unit yang dapat menampung 144 mahasiswa.

"Karena rusun ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang termasuk milenial, maka desainnya pun dibuat terlihat dinamis dengan corak warna yang tidak monoton seperti rusun pada umumnya," tutur Khalawi.

Pembangunan rusun IAIN Tulungagung dilaksanakan pada tahun anggaran 2018 dengan biaya pembangunan sebesar Rp 9,47 miliar. Sementara untuk rusun STKIP dibangun dengan biaya Rp 8,35 miliar. 

Herry Nurfahmi, Mahasiswa STKIP PGRI Program Studi Pendidikan Ekonomi Semester tujuh yang ditemui di lokasi peresmian menyatakan, sangat berterima kasih atas dibangunnya rusun tersebut. Sebab menurutnya mahasiswa tidak perlu lagi mencari kos di luar kampus. "Fasilitasnya pun sudah lengkap dengan meja belajar, tempat tidur dan lemari," kata dia.

Sementara untuk rusun MBR Jepun, Tulungagung yang juga diresmikan Presiden, memiliki tipe 36 setinggi lima lantai, dengan jumlah sebanyak 70 unit. Pembangunannya dilaksanakan dan telah selesai pada 2017 dengan biaya Rp 20,1 miliar. "Saat ini rusun MBR tersebut sudah terhuni selama satu tahun. Saya lihat kondisinya terawat dengan baik. Rencanannya berdasarkan usulan pemerintah daerah akan dibangun satu tower rusun MBR lagi di wilayah Jepun. Saat ini masih dalam tahap perencanaan," ujar Khalawi.

Peresmian Jembatan Ngujang II

Selain rusun, Presiden dalam kesempatan yang sama juga meresmikan Jembatan Ngujang II Tulungagung. Jembatan ini menjadi jalur kedua untuk akses dari Tulungagung ke Kediri maupun sebaliknya, setelah Jembatan Ngujang. Jembatan sepanjang 220 meter tersebut dibangun dengan APBN tahun anggaran 2018 sebesar Rp35,5 miliar.

Basuki menjelaskan, Jembatan Ngujang II merupakan bagian dari Jalan Lingkar Tulungagung yang dibangun untuk mengatasi kemacetan pada jalan nasional. "Jembatan Ngunjang II akan mendukung angkutan logistik tidak lagi masuk ke dalam Kota Tulungagung tetapi lewat lingkar luar sehingga mempercepat logistik," ujarnya.

Plt Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengatakan, kehadiran jembatan tersebut sangat membantu untuk mengurai akses kemacetan di Tulungagung. Dengan selesainya proses pembangunan, diharapkan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap akses perekonomian masyarakat di wilayah Tulungagung, Trenggalek, Kediri maupun sekitarnya.

Turut mendampingi Menteri Basuki pada acara tersebut Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi AH, Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, Kepala BBPJN VIII Ketut Dharmawahana, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement