REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri sepanjang 2018 telah melakukan pemetaan atas daerah yang menjadi jalur peredaran narkoba. Aceh, Sumatra Utara (Sumut) dan Riau menjadi daerah yang paling rawan dalam lalu lintas narkoba, terutama Sabu.
"Provinsi Sumut, wilayah Pantai Timur Sumatra Utara merupakan pintu masuk peredaran narkotika jenis sabu dari Malaysia," ujar Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Daniyanto dalam keterangan tertulisnya, Ahad (30/12).
Rute di jalur Sumatra meliputi darat, laut dan udara. Narkoba dari Malaysia kerap bergerak dari Aceh menuju Sumut untuk selanjutnya dengan jalur udara. Jalur udara, narkoba diterbangkan melalui Bandara Kualanamu. Namun, kerja sama polisi dan Bea Cukai kerap menggagalkan upaya ini.
Baca juga, Polri: Mayoritas Anggota Terkait Kasus Narkoba Pengguna.
Sementara jalur laut menjadi yang paling dominan. Sabu kerap diselundupkan dari Malaysia. Jalur penyelundupan Sabu via laut dari Malaysia ke Indonesia melalui jalur Johor - Dumai Bengkalis Pulau Rupat - Batam.
"Itu merupakan rute yang singkat dan dianggap jalur yang aman bagi para penyelundup Narkoba dari Malaysia, Johor ke Indonesia," ujar Eko menjelaskan.
Narkoba yang berasal dari Malaysia juga melalui jalur laut pantai timur Sumatra yang masuk melalui jalur tikus, yang meliputi Perairan Aceh, dan Tanjung Balai Asahan.
Selain Sumut, sabu juga diselundupkan melalui Riau dan Kepulauan Riau. Wilayah Selat Malaka, kata Eko, kerap menjadi jalur favorit penyelundupan narkoba.
"Wilayah Perairan Selat Malaka juga dijadikan sebagai lalu lintas penyelundupan narkoba jenis shabu masuk melalui Pulau Bengkalis, Rupat dan Dumai," ujar Eko menjelaskan.
Khusus untuk Aceh, di samping menjadi pintu masuk narkoba Malaysia, Aceh juga masih merupakan produsen ganja terbesar di Indonesia.
Polisi melakukan Operasi Rencong Mandiri di Lhokseumawe, Aceh pada tanggal 11- 12 Oktober 2018 oleh Tim Dittipidnarkoba Bareskrim Polri dan Polda Aceh. "Operasi itu berhasil memusnahkan 7,8 Ton ganja di 4 titik lokasi seluas 7,5 Hektar," ujar Eko Daniyanto.