Rabu 26 Dec 2018 16:09 WIB

Korban Meninggal Tsunami Banten dan Lampung Jadi 430 Jiwa

BNPB menyebut, perubahan karena ada beberapa nama korban yang dobel.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga berdiri di atas bekas rumahnya yang hancur diterjang gelombang tsunami Selat Sunda di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12/2018).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warga berdiri di atas bekas rumahnya yang hancur diterjang gelombang tsunami Selat Sunda di Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban meninggal akibat bencana tsunami mengalami perubahan, yaitu sebanyak 430 jiwa per Rabu (26/12). Perubahan data korban meninggal akibat tsunami karena ada beberapa nama korban yang dobel.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, setelah melakukan kroscek data di posko, kabupaten, antarkabupaten, kemudian data dari TNI dan Basarnas, ternyata ada beberapa nama yang dobel sehingga ada beberapa daerah yang mengalami penurunan jumlah korban meninggal dan ada juga daerah yang mengalami kenaikan jumlah korban. 

"Sampai dengan H+4 yaitu 26 Desember 2018 tercatat total korban meninggal dunia sebanyak 430 jiwa, 1.0495 orang luka-luka, 159 orang hilang, 21.991 orang mengungsi," katanya saat konferensi pers update H+4 Tsunami Banten, di Jakarta, Rabu (26/12).

Ia menyebut korban meninggal terbanyak ada di Kabupaten Pandeglang, Banten. Sementara data korban meninggal di Serang ternyata ada yang dobel sehingga ada revisi jumlah korban. Sementara itu , ia menambahkan, dari total korban meninggal termasuk di Lampung ternyata terjadi penambahan korban yaitu sebanyak 113 jiwa. Kemudian 14 orang masih hilang.

Sementara itu ia menyebut kerusakan yang terjadi di dua tempat itu sebanyak 924 unit rumah rusak, 73 penginapan mengalami kerusakan, 60 warung dan toko rusak, 434 perahu dan kapal rusak, 24 kendaraan roda empat rusak. Selain itu 41 kendaraan roda dua dan beberapa tempat publik yang rusak seperti pelabuhan, dermaga, shelter dsb.

"Ini hanya data sementara, kemungkinan besok jumlah korban bertambah karena tim SAR fokus terutama di bagian selatan Pandeglang yaitu Kecamatan Sumur," ujarnya.

Sebelumnya pada Sabtu (22/12) malam lalu terjadi tsunami yang disebabkan longsoran akibat tremor terus menerus gunung Anak Krakatau. Per Selasa (25/12), tsunami yang terpantau setinggi 2,5 meter tersebut menerjang Banten dan Lampung hingga menimbulkan 429 jiwa meninggal dunia, 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement