Selasa 25 Dec 2018 14:17 WIB

Polri Siap Kerahkan Polair Awasi Alat Pendeteksi Tsunami

Polri juga akan gagas edukasi mitigasi bencana ke masyarakat perairan dan nelayan.

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah warga terdampak tsunami saat mencari barang berharganya di Desa Way Muli, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (25/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah warga terdampak tsunami saat mencari barang berharganya di Desa Way Muli, Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden RI Joko Widodo telah menginstruksikan agar Indonesia kembali memiliki alat pendeteksi tsunami. Polisi pun siap bersinergi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memberikan keamanan dan keutuhan alat pendeteksi bencana tersebut dari tangan-tangan nakal pencuri.  

“Hal ini (alat pendeteksi tsunami) penting dalam rangka peringatan dini dan mitigas bencana. Polri akan ambil bagian untuk amankan alat tersebut,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Selasa (25/12).

Baca Juga

 

Dedi melanjutkan pengamanan alat pendeteksi tsunami bekerja sama dengan BMKG. Karena bagaimanapun katanya, yang berkompeten adalah BMKG selaku pemilik alat pendeteksi tsunami.

 

Polri terangnya, akan melakukan pengawasan dan pemantauan dengan mengerahkan patroli polisi air. Polair yang nantinya akan berkeliling untuk memastikan bahwa alat tersebut tetap terpasang di tempatnya.

“Polri akan membantu mengawasi dan pemantauan dengan melaksanakan patroli polair pada titik-titik pemasang alat pendeteksi tersebut,” ujarnya.

Selain itu kata Dedi, Polri bersama BMKG juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat perairan dan nelayan. Untuk juga ikut sebagai pihak yang turut serta menjaga bumi Indonesia dari bencana alam tsunami.

“Polri bersama BMKG juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat perairan dan nelayan untuk ikut menjaga, karena ini demi keselamatan masyarakat secara luas,” kata Dedi.

Sejak bencana petugas Polri membantu melakukan pencarian korban tsunami Selat Sunda. Pencarian dilakukan selama tujuh hari. Dedi berharap seluruh jasad yang tertimbun dapat segera ditemukan dan korban yang hilang juga segera ditemukan.

Alat berat juga banyak yang sudah dikerahkan. Serta bantuan medis, dapur umum, makanan, juga sudah berdatangan.

Tsunami meluluhlantakkankawasan wisata dan pemukiman di Banten dan Lampung. Tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam itu telah menimbulkan korban jiwa hingga hampir 400 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement