REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin menerima deklarasi dukungan dari sejumlah tokoh Betawi yang tergabung dalam Betawi Bela Ma'ruf (BBM) di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/12).
Kiai Ma'ruf optimis dukungan itu akan mengangkat elektabilitasnya hingga 70 persen di ibu kota. Karena, BBM sendiri diisi oleh tokoh-tokoh yang aktif di Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi), sehingga memiliki suara di akar rumput DKI Jakarta.
"Saya kira sekarang saja, 01 sudah unggul. Sekarang ditambah lagi masyarakat Betawi, jadi unggulnya makin besar. Ya, tidak boleh kurang dari 20 persen keunggulannya itu. Enggak boleh kurang, lebih boleh," ujar Kiai Ma'ruf.
Ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini menjelaskan, warga Betawi merupakan kelompok terpenting di DKI hari ini. Karena itu, dia sangat bergembira adanya dukungan dari tokoh Betawi tersebut
"Tetapi, karena Bamus itu organisasi yang tidak berafiliasi dengan kelompok politik mana pun, maka mereka menamakan dirinya itu tokoh-tokoh masyarakat Betawi untuk mendukung kami," kata dia.
Sementara itu, Ketua BBB Muhidin Muchtar mengatakan, Betawi memiliki sejarah panjang untuk selalu bersama dengan kiai, terutama Nahdlatul Ulama (NU). Menurutnya, Betawi dengan dua unsur tersebut seperti koin mata uang.
"Kami, sama kiai, sama ulama, kami mahabah. Cium tangan saja dua kali, ini orang Betawi itu, tanda mahabahnya begitu," ujar Muhidin.
Oleh karena itu, mantan wakil sekjen Bamus Betawi ini menegaskan pihaknya akan mendukung penuh Kiai Ma'ruf untuk mendampingi Presiden Joko Widodo pada periode pemerintahan selanjutnya. Menurut Muhidin, Kiai Ma'ruf selama ini sudah merepresentasikan sejarah Betawi.
Di samping itu, Muhidin juga menjelaakan bahwa pihaknya tidak membela Prabowo Subianto - Sandiaga Uno karena pasangan nomor urut 02 tidak memilih kiai dan mengkhianati hasil rekomendasi Ijtima' Ulama.
"Kalau ada yang bilang Betawi punya sana (pasangan Prabowo-Sani), itu enggak. Kami buktikan hari ini," kata Muhidin.