Sabtu 08 Dec 2018 02:52 WIB

Putra Enny Retno Belajar Tabah dari Musibah

Enny mengendai mobilnya saat ingin membeli takjil untuk berbuka puasa.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Andi Nur Aminah
Karangan bunga di sekitar kediaman almarhumah Enny Retno, korban angin puting beliung di Bogor, Jumat (7/12)
Foto: Imas Damayanti/Republika
Karangan bunga di sekitar kediaman almarhumah Enny Retno, korban angin puting beliung di Bogor, Jumat (7/12)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Aziz Arrazi memang baru berusia 20 tahun, tapi ketegarannya dalam menerima musibah kehilangan ibundanya (Enny Retno) patut dijadikan tauladan. Sambil melayani wawancara media, sesekali nampak Aziz melayangkan senyum sambil menceritakan sosok sang ibu.

"Ibu itu sangat salehah, selalu shalat di awal waktu dan selalu mengajak anak-anaknya berjamaah ke masjid. Ibu benar-benar ciri-ciri wanita yang menghidupkan masjid, memberi ruh kepada keluarga," kata Aziz.

Aziz menuturkan kronologis peristiwa nahas yang merenggut nyawa ibunya di Batu Tulis, Kamis (6/12). Menjelang sore, lanjutnya, sang ibu tengah mengendarai mobil Toyota Avanza dengan nomor polisi F 1618 EY untuk membeli takjil berbuka puasa. Namun nahas mobil Enny justru tertimpa pohon yang tumbang akibat angin puting beliung.

Dari pengakuan Aziz, takjil tersebut bukan hanya hendak dibeli untuk diri Enny semata, melainkan juga untuk nenek Aziz yang juga tengah menjalankan puasa sunnah. Saat pertama kali mendapat kabar tentang duka itu, Aziz mengaku terkejut dan juga tidak percaya. Namun begitu jenazah Enny tiba di rumah duka, Aziz mengaku bahwa takdir Allah memang sudah mutlak adanya. Baginya, kepergian sang ibu merupakan ujian keimanan bagi keluarga yang ditinggalkan.

"Sebelum berangkat kuliah tadi pagi, ibu berbicara seperti biasa. Menanyakan kapan saya akan pulang ke rumah, kuliah apa saja nanti, seperti layaknya pembicaraan sehari-hari antara ibu dan anak," kata Aziz.

Aziz menyebut, sang ibu terbiasa dengan lingkungan sosial dan aktif di kegiatan keagamaan.

Meski aktif dalam lingkungan sosial, Aziz menuturkan, ibunya tidak pernah sama sekali melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu. Terbukti, menurut Aziz, ibunya selalu menyempatkan shalat berjamaah di masjid dengan membawa semua anak-anaknya.

"Jadi kebetulan, ayah dan ibu punya tiga anak. Anak pertama, kakak saya, itu anak angkat. Anak kedua saya, dan anak ketiga ada adik saya yang perempuan," ujarnya.

Sepanjang menanggapi wawancara, Aziz sama sekali tidak meneteskan air mata. Namun nampak kantung matanya memerah. Bibirnya nampak bergemetar sesekali saat menyebut nama sang ibu.

Sementara itu, salah satu teman pengajian Enny, Elly (42), merasa sangat kehilangan dan terkejut saat mengetahui kabar duka yang diterimanya. Elly mengaku sangat terpukul lantaran sosok Enny merupakan salah satu Muslimah taat yang menghidupkan masjid.

"Setiap ada kegiatan keagamaan, almarhumah selalu menyumbangkan rezekinya. Beliau adalah orang nomor satu yang selalu menyumbang, orangnya dermawan," kata Elly.

Elly mengaku bertemu dengan Enny terakhir kali pada bulan lalu. Menurutnya, tiap kali melakukan kegiatan pengajian, almarhumah Enny selalu menjadi orang yang paling sibuk di dalam kegiatan. Peran Enny sebagai istri Ketua RW 12 di Bukit Nirwana Residence (BNR) juga telah banyak berperan dalam membantu setiap kegiatan keagamaan.

Meski mengaku mencoba ikhlas dengan kepergian Enny, kesedihan nampak terlihat di wajah Elly yang kerap kali mengusap air matanya. Ia berharap dengan adanya musibah tersebut, keluarga almarhumah dapat diberikan kesabaran serta ketabahan. "Beliau meninggal insya Allah dalam keadaan khusnul khatimah, beliau sedang menjalankan puasa sunnah. Semoga keluarga dapat tabah dari musibah yang ada ini, yang sudah ditakdirkan Allah," ujarnya.

Sebelumnya diketahui, angin puting beliung menerpa empat kecamatan di Bogor Selatan, Kota Bogor, Kamis (6/12). Selain menimbulkan korban jiwa, angin puting beliung juga menyebabkan puluhan pohon tumbang, serta 1.628 bangunan di delapan kelurahan mengalami kerusakan dalam kategori ringan, sedang, dan berat. Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih berupaya melakukan evakuasi dan penanggulangan dari dampak bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement