Jumat 07 Dec 2018 10:20 WIB

Pengungsi Angin Puting Beliung Bogor Capai 500 KK

Pemkot Bogor memberikan bantuan dari biaya tidak terduga sebesar Rp 1,5 miliar.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Angin puting beliung merobohkan sejumlah pohon dan atap rumah warga di sejumlah wilayah di Kota Bogor, Kamis (6/12) sore.
Foto: Republika/Ali Yusuf
Angin puting beliung merobohkan sejumlah pohon dan atap rumah warga di sejumlah wilayah di Kota Bogor, Kamis (6/12) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut, data sementara jumlah pengungsi akibat bencana angin puting beliung sekitar 400 hingga 500 Kepala Keluarga (KK). Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana memberikan bantuan dari biaya tidak terduga sebesar Rp 1,5 miliar.

“Selain dari Pemkot, saya juga sudah ditelepon oleh Gubernur (Ridwan Kamil) bahwa pihak Pemprov akan memberikan anggaran tidak terduga. Jumlahnya yang kami ajukan ke Provinsi Rp 5 miliar,” kata Bima usai bertakziah ke rumah korban puting beliung, di Perumahan Bukit Nirwana Residence (BNR) RW 12, Bogor Selatan, Kota Bogor, Jumat (7/12).

Bima menuturkan, Pemkot Bogor juga membuka ruang bagi warga masyarakat yang ingin menyumbang dan memberi bantuan. Baik bantuan finansial, material, maupun bantuan tenaga kepada para pengungsi yang ada. Bima menyebut, bantuan seperti bahan makanan serta finansial sangat mendesak untuk membeli peralatan material bangunan.

“Memang kami membuka ruang kepada warga masyarakat yang ingin menyumbang, dipersilakan. Karena bantuan uang itu dapat digunakan untuk keperluan pembelian bahan material, untuk tempat tinggal,” kata Bima.

Sementara itu Bima juga turut mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga almarhumah Enny Retno (45) yang menjadi korban angin puting beliung, di Batu Tulis, Kamis (6/12). Menurutnya saat dijumpai, keluarga korban nampak tegar, tabah, dan juga sabar.

Sementara itu salah satu anak almarhumah, Aziz Arrazi (20), menceritakan kronologis kejadian yang menimpa ibunya. Menurut Aziz, saat kejadian, sang Ibu tengah pergi berkendara untuk mencari takjil karena memang sedang melaksanakan puasa sunnah.

“Karena Ibu lagi puasa, beliau pergi cari takjil. Kebetulan lewat Batu Tulis, hujan, dan macet katanya. Jadi ada kejadian itu, memang sudah takdir beliau, kami keluarga hanya berusaha tabah,” kata Aziz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement