REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Efrandi Hutagaol (29 tahun) salah satu staf Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah XVIII Papua, termasuk 15 korban tewas dalam pembunuhan oleh kelompok kriminal separatis bersenjata(KKSB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Minggu (2/12).
Kepastian itu diperoleh setelah aparat keamanan, Jumat (7/12) mengevakuasi tujuh jenazah dari Mbua ke Timika. "Memang benar salah satu kantong jenazah berisi Efrandi Hutagaol," staf BBPJN Papua, kata Kepala Satuan Kerja (satket) Wamena Togap Manik kepada Antara dari Jayapura, Jumat.
Togap Manik mengatakan, Efrandi memang belum diangkat sebagai aparatur sipil negara atau ASN, namun dia sudah bergabung sekitar tujuh tahun dengan BBPJN Papua. Ia menjadi salah satu tenaga andalan di lapangan. "Selama bergabung dengan BBPJN Papua, almarhum senantiasa berada di lapangan dan tidak ada insiden yang terjadi," kata Manik,
Jenazah almarhum direncanakan dimakamkan di Balige, Sumatera Utara. Istri almarhum Okta Manik mengatakan, tidak ada tanda-tanda sebelum insiden tersebut hingga jenazah almarhum ditemukan dan dievakuasi ke Timika.
Almarhum Efrandi yang menikahinya sejak setahun lalu itu berangkat ke lokasi pekerjaannya sebagai pengawas lapangan sejak Jumat (30/11) lalu dari Wamena.
Baca juga, Menhan: Pembantai 31 Pekerja di Papua adalah Pemberontak.
KKSB pada Ahad (2/12) menyerang para pekerja PT Istaka Karya (Persero) ang sedang melakukan pembangunan jembatan di Distrik Yall hingga menewaskan 15 pekerja dari 25 orang yang ada di kamp saat itu.
Dari 15 pekerja PT.Istaka, sembilan di antaranya dievakuasi sejak Kamis (6/12) dan sudah teridentifikasi sebagai Agustinus T, Jepry Simaremare, Carly Zatrino, Alpianus, M, Muh. Agus, Fais Syahputra, Yousafat, Aris Usi, dan Yusran. Tujuh jenazah lainnya yang dievakuasi Jumat pagi (7/12) dari Mbua saat ini sedang diidentifikasi.