REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim gabungan TNI-Polri telah mengevakuasi sembilan jenazah pekerja proyek jalan Trans Papua, yang dibunuh oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Distrik Yigi, Nduga di Papua. Selain korban tewas, tim juga mengevakuasi delapan korban yang selamat.
"Tadi jam 10 WIT kita sudah mengevakuasi korban yang selamatnya berjumlah delapan orang menggunakan pesawat Heli Bell TNI AD," jelas Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (6/12).
Dari delapan orang korban selamat itu, empat orang di antaranya merupakan warga asli Papua. Di antara empat warga asli Papua tersebut, terdapat karyawan di PT Istaka Karya, yang mana para pekerjanya dibunuh oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) beberapa waktu lalu.
"Dia adalah salah satu karyawan PT Istaka Karya yang tidak tidur di kamp karena dia punya rumah di Yigi, dia di rumahnya sendiri. Beserta beberapa temannya," kata Kapendam.
Kemudian, sekitar pulul 11.00 WIT, Helikopter Bell TNI AD kembali mendarat di Timika, Papua, dengan mengangkut sembilan jenazah korban pembunuhan tersebut. Ia menjelaskan, jenazah-jenazah tersebut kini tengah menjalani autopsi di apron milik PT Freeport yang ada di Bandara Moses Kilangin, Timika, Papua.
"Kita upayakan secepatnya (korban lainnya) dievakuasi. Yang jelas kalau malam ini cuaca sudah tidak memungkinkan, berarti menunggu besok lagi," ujarnya.
Kapendam menambahkan, saat melakukan pengevakuasian pada siang hari, tim evakuasi mendapatkan serangan dari KKSB. Namun, ia belum mendapatkan laporan lebih lanjut seperti apa serangan yang dilancarkan oleh KKSB, ia hanya tahu terjadi kontak tembak saat itu.
"Tidak ada (helikopter yang ditembak), yang ditembak adalah petugas keamanan. Tidak ada (yang terluka)," jelasnya.