Kamis 06 Dec 2018 14:22 WIB

8 Warga di Yall Belum Diketahui Nasibnya

Aparat keamanan juga masih mencari sejumlah karyawan PT Istaka.

Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin mengaku belum dapat memastikan keberadaan delapan warga sipil yang melarikan diri dan diselamatkan keluarga tokoh masyarakat Nduga. Saat insiden pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka Karya, dilaporkan ada delapan warga yang merupakan pekerja atau tukang diamankan warga dan dibawa keluar Distrik Yall.

"Kami belum mengetahui dengan pasti nasib delapan orang itu, karena dari laporan awal mereka sudah diamankan keluarga tokoh masyarakat," kata Kapolda Papua, Kamis (6/12).

Baca Juga

Dia mengatakan, selain nasib delapan warga sipil, aparat keamanan juga masih mencari karyawan PT Istaka karena pada saat insiden penyerangan jumlah mereka tercatat 25 orang. "Letak geografi kawasan itu menyulitkan melakukan pencaharian dan evakuasi," kata mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu.

Dia mengatakan, untuk mencapai dan menguasai Yigi membutuhkan waktu dua hari. Karena lokasi dan kontak senjata dengan KKB setiap saat bisa terjadi. "Setelah evakuasi jenazah  karyawan PT Istaka, kami akan melusuri keberadaan mereka," kata Irjen Pol Sormin.

Pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka berawal dari informasi yang diberikan Pdt. Wilhelminus Kogoya yang merupakan pendeta di Distrik Yall. Dia melaporkan melalui radio komunikasi (ssb) bahwa erjadi pembunuhan terhadap 24 orang tukang di Kali Yigi dan Aurak.

Selain itu ada dua orang melarikan diri ke arah Mbua dan delapan orang lainnya diselamatkan keluarga Alimi Gwijangge yang menjabat Waket DPRD Nduga dan dibawa lari ke Distrik Koroptak.

Pdt Kogoya juga menginformasikan pembunuhan itu dilakukan karena KKB marah setelah mengetahui salah satu korban terlihat mengambil foto mereka. Saat itu KKB melakukan upacara memperingati HUT OPM, Sabtu (1/12).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement