Rabu 05 Dec 2018 20:37 WIB

Kapendam Cendrawasih Nilai TPN/OPM Coba Putarbalikan Fakta

Kapendam membantah jika korban yang dibunuh KKSB di Nduga adalah prajurit TNI.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Kelompok bersenjata (ilustrasi)
Foto: Ist
Kelompok bersenjata (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapendam XVII/ Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi membantah klaim kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang menyatakan yang mereka serang dan bunuh bukanlah warga sipil, melainkan prajurit TNI. Ia mengatakan, klaim yang dibuat KKSB itu sebagai suatu hal yang konyol.

"Ya silakan saja diperiksa kalau dia bilang tentara. Tentara itu kan punya identitas. Korban ini kan ada yang masih hidup dua, silakan periksa, buktikan, apa dia tentara," ujar Aidi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (5/12).

Aidi juga mengatakan, jika memang yang mereka bunuh adalah tentara, maka ia meminta bukti senjata yang biasa dimiliki tentara. Ia pun mempersilakan untuk mengecek langsung ke Wamena, lokasi korban selamat berada saat ini.

"Jangan konyol sekali kalau bikin pernyataan. Ini kan upaya memutarbalikkan fakta yang memang selalu dilakukan oleh mereka," jelasnya.

Sebelumnya, pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau dikenal juga dengan TPN/OPM mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan pekerja di Kabupaten Nduga pada Ahad (2/12) lalu. Aksi itu disebut telah direncanakan melalui pengintaian sejak tiga bulan lalu.

"Panglima Daerah Militer Makodap III Ndugama bertanggung jawab terhadap penyerangan sipur pekerja jembatan Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos TNI Distrik Mbua," kata Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom dalam lansiran yang dikirimkan ke Republika, Rabu (5/12).

Menurutnya, kelompok yang melakukan penyerangan dipimpin Egianus Kogoya. Sedangkan, operasi penembakan terhadap para pekerja dipimpin Pemne Kogoya.

"Operasi di Kali Aworak, Kali Yigi, Pos TNI Distrik Mbua kami yang lakukan dan kami siap bertanggung jawab. Penyerangan ini dipimpin Panglima Daerah Makodap III Ndugama Tuan Egianus Kogeya dan komandan operasi Pemne Kogeya," kata Sebby mengutip keterangan yang ia dapat dari lapangan.

Menurut dia, anggota TPNPB di lapangan melakukan pemantauan selama tiga bulan lebih. Mereka kemudian mengambil kesimpulan bahwa para pekerja di Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos TNI Distrik Mbua adalah kesatuan kerja.

"Karena kami tahu bahwa yang berkerja selama ini untuk jalan Trans-Papua dan jembatan-jembatan yang ada sepanjang jalan Habema-Juguru-Kenyam-Batas Batu adalah murni anggota TNI," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement