Senin 03 Dec 2018 19:14 WIB

KAI Petakan Lokasi Lintasan Kereta Rawan Bencana

KAI mendeteksi sebanyak 305 titik rawan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ani Nursalikah
Warga melihat rel kereta api yang terputus akibat luapan Kanal Banjir Barat di kawasan Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat (Ilustrasi).
Warga melihat rel kereta api yang terputus akibat luapan Kanal Banjir Barat di kawasan Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan beberapa persiapan dalam menyiapkan Natal dan Tahun Baru 2019. Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan sudah memetakan lokasi rawan bencana sebagai bagian dari aspek prasarana.

Dia mengatakan seperti tahun-tahun sebelumnya, KAI akan mengantisipasi daerah-daerah rawan bencana alam. “KAI mendeteksi sebanyak 305 titik rawan berupa banjir, longsor, dan ambles di sepanjang jalur KA di Jawa sampai Sumatra,” kata Edi di Gedung Jakarta Railways Center, Senin (3/12).

Untuk mengatasi hal itu, Edi memastikan KAI menyiapkan alat material untuk siaga. Beberapa alat tersebut, yaitu berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam untuk jembatan, alat penambat rel di semua titik yang sudah dipresiksi mengalami rawan bencana.

Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga flying gank, petugas penilik jalan (PPJ) tambahan, penjaga jalan lintas (PJL) tambahan, dan petugas posko daerah rawan. “Ini semua kami tambah di sepanjang lintas kereta api Jawa dan Sumatra untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat perjalanan,” ujar Edi.

Meskipun jumlah PJL ditingkatkan, Edi menuturkan KAI mengimbau kepada seluruh masyarakat pengguna jalan untuk tetap mematuhi rambu-rambu di pelintasan sebidang. Data menunjukkan, dari tahun ke tahun terdapat tren kenaikan jumlah kecelakaan di pelintasan sebidang. Pada 2016 terjadi 295 kecelakaan, 2017 tercatat 448 kecelakaan, dan per 30 November 2018 telah terjadi 341 kecelakaan.

Lokasi rawan bencana di Daop 1 jakarta terdiri dari 160 titik, Daop 2 Bandung terdapat 44 titik, Daop 3 Cirebon terdapat empat titik, Daop 4 Semarang terdapat enam titik, Daop 5 purwokerto terdapat 14 titik, Daop 6 Yogyakarta terdapat empat titik, Daop 7 Madiun terdapar delapan titik, Daop 8 Surabaya terdapat 12 titik, dan Daop 9 Jember terdapat 17 titik.

Sementara untuk di Sumatra Utara terdapat 11 lokasi rawan bencana dan Sumatra Barat terdapat tujuh titik rawan bencana. Begitu juga di Palembang terdapat 20 titik dan terakhir di Tanjungkarang terdapat tiga titik rawan bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement