Ahad 02 Dec 2018 13:25 WIB

Seminggu Beroperasi, Kemacetan Jadi Kendala Trans Patriot

Waktu tempuh satu kali rute mundur dari 2,5 jam menjadi 3-4 jam.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ratna Puspita
Warga menaiki Angkutan umum TransPatriot  jurusan  Terminal Bekasi - Harapan Indah di Terminal Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Warga menaiki Angkutan umum TransPatriot jurusan Terminal Bekasi - Harapan Indah di Terminal Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kemacetan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan Kota Bekasi menjadi kendala utama operasional Bus Trans Patriot. Kemacetan mengakibarkan operasional armada bus tidak maksimal, baik dari sisi jumlah perjalanan maupun ketepatan waktu tiba.

Humas Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) Iqbal Daut mengatakan, kemacetan membuat jumlah perjalanan satu armada bus dari target tujuh perjalanan pulang pergi (PP) menjadi hanya empat kali PP dalam 14 jam operasional. Di satu sisi, waktu tempuh satu kali rute mundur dari 2,5 jam menjadi 3-4 jam.

“Memang kendala operasional karena kemacetan di jam-jam tertentu. Kami sudah melihat ini secara teknis bersama Perum Damri,” kata Iqbal kepada Republika.co.id, Ahad (2/12).

Ia menjelaskan, untuk rute Terminal Bekasi-Harapan Indah, letak kemacetan berada di lintasan Rawapanjang, Jalan Jenderal Sudirman, hingga Jalan Sultan Agung. Sementara, rute Harapan Indah-Terminal Bekasi ada empat titik kemacetan, yakni mulai Jalan Sultan Agung, Jalan Jenderal Sudirman, Stasiun Bekasi, hingga Terminal Bekasi.

Sejatinya, kehadiran Bus Trans Patriot di Kota Bekasi untuk mengubah gaya hidup masyarakat dari yang sebelumnya gemar menggunakan kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum. Dengan demikian, kemacetan di ruas-ruas jalan Kota Bekasi diharapkan berkurang.

Namun, melihat kendala utama Bus Trans Patriot yang ternyata juga kemacetan, Iqbal mengatakan, PDMP akan melakukan kajian komprehensif. Kajian tersebut menyangkut beberapa aspek regulasi, lalu lintas perkotaan, jarak waktu tiba antar bus atau headway, pengemudi, hingga aspek ekonomi.

Kendati demikian, Iqbal mengklaim sejauh ini jumlah penumpang bus terus meningkat.  Pada hari pertama rata-rata setiap armada mengangkut 10-15 penumpang untuk satu kali perjalanan PP. “Sekarang rata-rata sudah 20-30 orang. Jadi sudah terlihat animonya,” ujarnya.

Iqbal menjelaskan, rencananya PDMP mulai mengenakan tarif kepada penumpang Bus Trans Patriot mulai Rabu (5/12). Ia mengatakan, besaran tarif bisa sama atau lebih rendah dari tarif Bus Trans Jakarta.

Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi (DTKB) M Harun Alrasyid mengatakan, kemacetan sejatinya sudah ada sebelum Trans Patriot beroperasi. Proses transisi dari menggunakan kendaraan pribadi ke kendaraan umum dapat dikatakan belum lancar jika kemacetan yang ada tidak berubah.

Ia menyebut, kemungkinan belum terbiasanya warga menggunakan Bus Trans Patriot akibat ketidaksesuaian rute perjalanan. Hal itu, kata dia, bisa diterima karena armada bus masih sembilan unit. Di satu sisi, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pengenalan transportasi sekitar dua bulan.

Melihat transportasi di Jakarta dan negara-negara maju, transportasi massal milik pemerintah selalu memiliki lintasan tersendiri. Hal itu agar transportasi tersebut bebas dari macet dan diminati masyarakat.

Namun, dengan situasi dan kondisi Kota Bekasi kemungkinan belum bisa diterapkan. “Hanya Jalan Ahmad Yani saja yang memungkinan dibuat jalur khusus. Sisanya belum bisa. Perlu perbaikan dan perluasan,” ujarnya.

Karena itu, DTKB menilai pemerintah Kota Bekasi perlu memikirkan perbaikan jalan dan infrastruktur lalu lintas sesegera mungkin. Selanjutnya, melakukan sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung serta memanfaatkan peran media.

Selain itu, lanjut Harun, dapat dipertimbangkan agar Bus Trans Patriot bisa mendapatkan pengawalan petugas disaat kemacetan berlangsung. Adapun dari sisi tarif, Harun menyarankan agar tarif yang diterapkan tidak jauh beda atau diupayakan sama dengan tarif Bus Trans Jakarta sebesar Rp 3.500.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Fathikun mengatakan, akan menimbang segala masukan dari berbagai pihak demi keberlangsungan Bus Trans Patriot. Ia pun mengakui kemacetan menjadi hambatan yang tidak bisa diprediksi petugas.

“Kita tidak bisa 100 persen. Kita hanya berusaha agar bagaimana teman-teman dilapangan membantu supaya lancar,” ujarnya.

Pada Senin (3/12) besok, Dishub bersama PDMP, Perum Damri, dan konsultan transportasi dijadwalkan akan menggelar rapat koordinasi guna mengevaluasi operasional bus. Terutama solusi mengatasi kemacetan yang dihadapi armada bus sekaligus pengenaan tarif pada Rabu mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement