Kamis 29 Nov 2018 20:30 WIB

PBNU Harap Jangan Ada Politisasi Agama di Reuni 212

PBNU mendukung Reuni 212 sebagai ajang silaturahim.

Ketua PBNU Robikin Emhas (kiri)
Foto: Republika/Prayogi
Ketua PBNU Robikin Emhas (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap tidak ada politisasi agama dalam kegiatan Reuni 212 yang akan digelar di Jakarta, Ahad (2/12). PBNU mendukung kegiatan tersebut jika sebagai ajang silaturahim.

"Kalau kegiatan itu dimaksudkan sebagai ajang silaturahim, silakan saja. Toh itu bagian dari upaya mempererat persaudaraan di antara sesama umat Islam," kata Ketua PBNU Robikin Emhas di Jakarta, Kamis (29/11).

Menurut Robikin, silaturahim adalah perintah agama. Namun demikian, harus dilakukan dengan tetap menjujung tinggi adab dan tata cara bersilaturahim.  "Oleh karena itu, tolong jaga ucapan dan tindakan, jaga ketertiban dan jangan mengungkapkan kalimat yang dapat dimaknai sebagai ujaran kebencian, serta jangan ada adu domba," katanya.

Selain itu, lanjut Robikin, upaya memperkokoh ukhuwah islamiyah tidak boleh dicederai dengan melakukan tindakan-tindakan yang berpotensi merusak harmoni sosial sebagai sesama warga negara (ukhuwah wathaniyah) maupun warga dunia sebagai sesama anak manusia (ukhuwah insaniyah). Menurutnya, tiga matra ukhuwah atau persaudaraan tersebut harus berada dalam satu tarikan nafas, tidak boleh dipilah dan hanya diambil salah satunya.

"Jangan sampai niat baik mempererat silaturahim, meningkatkan ukhuwah islamiyah dalam forum Reuni 212 justru merusak ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah," ujarnya.

Ia mengatakan dalam bingkai NKRI, agama hendaknya sebagai inspirasi di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara, bukan sebagai aspirasi. Oleh karena itu, tambah Robikin, agama harus untuk pemuliaan harkat dan martabat kemanusiaan, untuk meningkatkan etos kerja dan daya saing sebagai bangsa serta mempertinggi peradaban dunia.

"Bukan menempatkan agama sebagai alat meraih suara dalam politik elektoral," kata Robikin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement