REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengimbau masyarakat selalu menjaga lingkungan saat musim hujan. Sebab, Pemkot mewaspadai dua penyakit saat musim hujan yakni diare dan demam berdarah (DB).
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, diare dan DB memang banyak ditemui saat musim hujan. Karenanya, dia mengimbau masyarakat menerapkan pola hidup sehat di tempat tinggalnya masing-masing. Sehingga dapat mencegah munculnya wabah penyakit tersebut.
"Ada lagi biasanya ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut). Lingkungan harus dijaga, pastikan selokan di rumah mengalir. Jangan sampai menjadi comberan," kata Siti Wahyuningsih kepada wartawan, Senin (12/11).
Menurutnya, DKK telah memetakan daerah yang rawan berpotensi terkena wabah penyakit. Meski demikian, Pemkot tetap mengantisipasi seluruh wilayah agar siaga terhadap munculnya diare dan DB.
"Semua wilayah kami anggap rawan. Nanti kalau milih-milih daerah, khawatirnya muncul di tempat baru," ucapnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo juga mengantisipasi datangnya bencana saat musim hujan. Kepala Pelaksana Harian BPBD Solo Eko Prajudhy Noor Aly, menyatakan, antisipasi datangnya musim hujan berupa pemangkasan ranting dan dahan pohon yang rawan tumbang serta memantau aliran sungai di dalam kota. Hal itu mengingat Kota Solo termasuk daerah rawan banjir.
Menurutnya, banjir di Kota Bengawan biasanya terjadi akibat luapan Sungai Bengawan Solo. Karenanya, BPBD terus memantau ketinggian permukaan air sungai Bengawan Solo. Namun, BPBD juga mewaspadai air kiriman dari Boyolali yang juga berdampak pada banjir di Solo sisi utara.
Eko menyatakan, BPBD siap 24 jam dari sisi peralatan, tenaga maupun logistik.
"Solo aslinya tidak ada banjir, cuma kalau bengawan meluap atau Boyolali hujan sini banjir," ujarnya.
Eko berharap, antisipasi banjir dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga diminta melakukan bekerja bakti membersihkan lingkungan, khususnya saluran drainase.
Dia juga meminta masyarakat melaporkan ke ketua RT atau lurah, atau langsung ke BPBD jika melihat pohon yang tinggi, rimbun, berusia tua dan rawan roboh. "Biar nanti kami tangani," ucapnya.