REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat belum menyerukan calon anggota legislatifnya baik di DPR, DPRD tingkat provinsi, kabupaten/kota untuk fokus memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Partai Demokrat justru menekankan para calegnya fokus pada pemenangan partai di Pemilihan legislatif (Pileg) 2019.
Hal tersebut yang menjadi materi dalam pembekalan caleg DPR dan Konsolidasi Partai Demokrat se-Indonesia. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan urusan pemenangan pasangan calon yang didukung Partai Demokrat yakni Prabowo Subianto-Sandiaga, tidak dibebankan kepada para caleg. Namun, menjadi urusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
"Yang kami lakukan dalam skala pembekalan untuk calegnya berjuang lah full (penuh) untuk calegnya karena memang harus caleg dulu, urusan Pilpres urusannya DPP," ujar Hinca di acara pembekalan caleg di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (10/11).
Hinca menjelaskan, sudah ada tim yang ditugaskan khusus DPP masuk dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN). Sehingga, tugas caleg harus fokus pada pemenangan partai melalui caleg di daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
"Jadi kita bedakan, hari ini kami hanya bicara tentang Partai Demokrat (untuk) caleg. Hari ini kami sama sekali nggak bicara (soal menangkan capres)," kata Hinca melanjutkan.
Sebab, menurut Hinca, caleg Partai Demokrat menjadi kekuatan utama untuk bersaing memenangkan partai di Pemilu 2019. Sehingga, caleg harus turun penuh memenangkan dapilnya masing-masing.
Kondisi ini berbeda dengan partai koalisi Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja yang mewajibkan semua calegnya untuk memenangkan pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.
Hinca tidak membantah fokus pembekalan caleg untuk Pileg, lantaran partainya harus bekerja keras memenangkan Pileg. Sebab, partai yang mendapat keuntungan suara dari efek ekor jas atau coattail effect dari pasangan capres maupun cawapres hanya PDIP dan Gerindra karena memiliki capres dari kader partai.
Sementara, Partai Demokrat yang tergabung dalam koalisi Indonesia Adil Makmur, tidak mendapat keuntungan suara. Hal ini juga yang ditekankan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam sambutan di pembekalan hari ini.
"Yang diuntungkan memang dua partai itu, akibatnya bagi partai-partai yang tidak punya capres itu kemudian harus bekerja keras, karena itulah kami melakukan pembekalan ini, bagaimana cara keluar dari, atau strategi apa yang paling tepat kami lakukan ketika Pilpres, Pileg ini serentak agar kami juga dapatkan hasil yang bagus," kata Hinca.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut PDIP dan Partai Gerindra sebagai partai yang paling diuntungkan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang. Sebab, SBY menilai kedua partai tersebut memiliki calon presiden yang berasal dari kader partai tersebut.
Menurutnya, itu konsekuensi dari Pemilu 2019 yang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden berlangsung serentak. "Survei membuktikan saat ini membuktikan bahwa partai politik yang punya capres sangat diuntungkan. Contohnya PDI-P dengan Pak Jokowi sebagai capres kader partai itu dan Gerindra dengan Pak Prabowo sebagai capres kader Gerindra," ujar SBY saat memberi sambutan dalam pembekalan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, (10/11).
Menurutnya, suara PDIP dan Partai Gerindra dapat meningkat tajam di Pemilu 2019 dengan adanya capres dari kadernya sendiri. Sebaliknya, partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya akan menurun di Pemilu 2019.
Meskipun Partai Demokrat tergabung dalam koalisi mendukung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, tidak kemudian membuat partainya memiliki keuntungan suara. Hal itu diungkapkan presiden keenam RI tersebut juga sebagai tantangan berat pertama yang dihadapi Partai Demokrat di Pemilu 2019.
"Sebaliknya partai politik yang tidak punya capres dan cawapres suaranya menurun. Anjlok, itu realitas," ujar SBY