REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menggalang aksi kemanusiaan untuk membantu penyintas gempa Lombok. Aksi membantu Lombok melibatkan anggota-anggota GAPMMI dan bersinergi dengan beberapa kementerian dan institusi diantaranya Kementrian Perindustrian, Kementrian Pertanian dan BPOM.
"Aksi ini sebagai bentuk kepedulian kami agar Lombok bisa bangkit dan masyarakatnya bisa kembali membangun kehidupan," kata Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (9/11).
Salah satu anggota GAPMMI yang ikut mendukung aksi peduli korban gempa Lombok adalah Aice Group yang mendonasikan Rp 1 miliar. Adapun terkait penyalurannya, jelas Adhi, akan dilakukan melalui BPOM, Aksi Cepat Tanggap (ACT), dan Islamic Dakwah Fund MUI (IDFMUI).
Adhi mengungkapkan warga Lombok sangat membutuhkan sinergi kepedulian dari berbagai elemen masyarakat. Karena itu diharapkan, donasi dari GAPPMI bisa memberi manfaat bagi para penyintas.
"Donasi ini sebagai simbol kepedulian kepada saudara-saudara kita yang sedang diuji kesabarannya karena bencana gempa yang terjadi di Lombok. Semoga bisa meringankan sedikit beban para korban dan Lombok dapat segera pulih kembali," harap Adhi.
Sementara itu, Brand Manager Aice Group Holdings Sylvana Zhong pun berharap donasi Aice mampu mempercepat pemulihan pasca gempa. Dia pun mendorong perusahaan makanan dan minuman lain untuk turut berdonasi bagi para penyintas bencana di Lombok, bahkan di Palu.
"Diharapkan aksi ini dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi para korban gempa Lombok dan mengajak lebih banyak lagi perusahaan makanan dan minuman untuk ikut membantu pemulihan kembali Lombok," kata dia.
Diketahui, pada Agustus hingga September 2018 lalu terjadi serangkaian gempa mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat. Terhitung total gempa yang terjadi mencapai lebih dari 2 ribu kejadian. Dari kejadian tersebut, korban meninggal dunia mencapai lebih dari 500 jiwa, dan korban luka sebanyak lebih dari 1.500 jiwa. Selain itu, rumah rusak berat sebanyak lebih dari 160.000 unit. Tentunya trauma yang ditinggalkan sangatlah dalam dan hingga hari ini berbagai rencana pemulihan masih terus dilakukan.