REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali memfasilitasi sejumlah pelaku kreatif subsektor Seni Pertunjukan di festival seni OzAsia Festival 2018 yang berlangsung pada tanggal 25 Oktober hingga 11 November 2018. Festival seni yang telah tersohor di seluruh Asia ini akan kembali diselenggarakan di Adelaide Festival Centre, South Australia, Australia.
Tahun ini adalah partisipasi ketiga bagi Bekraf sejak tahun 2016 lalu. “Kami berharap agar pada partisipasinya tahun ini, seni pertunjukan Indonesia semakin dikenal dan diakui eksistensinya di lingkup Asia secara khusus dan global secara umum,” ucap Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjuntak berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id.
OzAsia Festival adalah sebuah festival seni yang berfokus kepada seni pertunjukan kontemporer, seperti tari, teater, musik, seni visual serta film. Dengan ruang lingkup yang terfokus, namun tidak terbatas pada regional Asia-Pasifik, OzAsia Festival tahun ini akan dimeriahkan oleh sekitar 817 artis dari 19 negara, yang akan tampil dalam 251 jadwal pertunjukan dalam rentang waktu 2 pekan.
Tidak hanya itu, pada perhelatannya tahun ini, OzAsia Festival juga memasukkan sebuah program konferensi serta pasar seni pertunjukan yang telah terkenal di seluruh Asia, Borak Arts Series, sebagai salah satu bagian acara. Pada gelarannya tahun ini, Borak Arts Series akan menghadirkan sesi Pitchpad yang memberikan kesempatan bagi para seniman terpilih untuk bisa melakukan presentasi di depan para pelaku industri seni pertunjukan, seperti seniman, direktur pertunjukan, direktur festival serta investor lainnya.
“Selain itu, penyelenggaraan Borak Arts Series di OzAsia Festival tahun ini juga diharapkan dapat menjadi platform bagi para pelaku kreatif seni pertunjukan lokal untuk memaksimalkan keberadaan karya mereka dari sisi bisnis,” kata Joshua. Menurut data statistik ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia yang dirilis oleh Bekraf dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 silam, subsektor Seni Pertunjukan menyumbangkan sekitar 0,27 persen dari keseluruhan PDB ekraf Indonesia pada tahun 2016, peringkat 11 dari 16 subsektor ekraf nasional.
Angka ini memang masih terbilang minim dibanding dengan subsektor ekraf lainnya. Namun, Seni Pertunjukan juga menunjukkan tren yang menggembirakan dengan mencatat angka 9,54 persen sebagai subsektor ekraf dengan pertumbuhan tertinggi ketiga sepanjang tahun 2016.
Pada partisipasinya di tahun ini, Bekraf membawa lima pelaku kreatif subsektor Seni Pertunjukan, dengan rincian 2 pelaku akan tampil di dalam OzAsia Festival serta lima pelaku akan mempresentasikan karyanya di sesi Pitchpad Borak Arts Series. Dua pelaku kreatif yang akan naik pentas pada OzAsia Festival tahun ini adalah seniman tari kondang Eko Supriyanto yang akan membawakan karya terbarunya yang bertajuk SALT pada tanggal 30 – 31 Oktober 2018, serta kolektif pertunjukan boneka dan seni visual, Papermoon Puppet Theatre, yang akan berkolaborasi dengan Polyglot Theatre asal Australia untuk menampilkan pertunjukan Cerita Anak (Child’s Story), sebuah penampilan yang menceritakan petualangan membelah lautan dengan mengkombinasikan seni wayang boneka, musik serta teater.
Selain itu, tiga pelaku kreatif seni pertunjukan asal Indonesia telah unjuk gigi dalam sesi presentasi Pitchpad Borak Arts Series yang dilangsungkan pada tanggal 1 – 3 November 2018 pekan lalu. Ketiganya antara lain adalah Drupadi ID yang akan mempresentasikan karyanya yang berjudul Sounds of Three Lake, Dwi Maharani Pane dengan karya Vertical Limit, serta Otniel Tasman dengan karyanya yang bertajuk NOSHEHEORIT.