Selasa 30 Oct 2018 18:35 WIB

Empat Negara Siap Bantu KNKT Ungkap Kecelakaan Lion Air

Keempat negara tersebut adalah Argentina, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Kapal motor dari kepolisian tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (30/10), usai evakuasi korban Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat.
Foto: Republika/Sadly Rachman
Kapal motor dari kepolisian tiba di pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (30/10), usai evakuasi korban Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Haryo Satmiko mengatakan, KNKT mendapatkan tawaran bantuan dari empat negara, untuk mengingkap penyebab jatunya pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang. Keempat negara tersebut adalah Argentina, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia.

"Sesuai dengan notification yang dikirimkan KNKT pada 29 Oktober 2018, saat ini KNKT mendapatkan penawaran bantuan dari beberapa pihak tersebut," ujarnya, Selasa (30/10).

Penawaran tersebut dari lembaga investigasi penerbangan empat negara. Diantaranya Argentina JIAAC (Junta de Investigation de Accidentes de Aviation Civil), Amerika Serikat NTSB (National Transportation Safety Bureau), Singapura TSIB (Transport Safety Investigation Bureau) dan Malaysia AAIB (Air Accident Investigation Bureau). Namun saat ini, ungkap dia, KNKT masih fokus untuk terus berkoordinasi dengan Basarnas, Kepolisian, TNI, Kemenhub, Kemenko Maritim, Lion Air dan seluruh pihak yang tekait dengan kecelakaan ini.

"Untuk sementara ini tim KNKT masih berusaha mengumpulkan seluruh data terkait kejadian tersebut," jelasnya.

 

Ia menegaskan terkait dengan insiden jatuhnya, pesawat Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP yang dioperasikan oleh PT. Lion Mentari Airlines (Lion Air) JT-610, Senin (29/10), KNKT telah membentuk command center. Informasi Command Center KNKT dapat menghubungi 0812 1265 5155. Selain itu, kata dia, KNKT juga telah mengerakkan beberapa tim investigator. Khususnya untuk penanganan kecelakaan JT610 di hari kedua, Selasa (30/10). Diantaranya, tim KNKT telah merapat di Kapal Baruna Jaya I, milik BPPT, untuk bergerak ke lokasi.

"Kapal Baruna Jaya I telah sampai di lokasi jam 06.00 WIB Selasa pagi dan berkoordinasi dengan SAR Mission Coordinator (SMC) Basarnas, TNI dan PERTAMINA untuk memulai proses pencarian main wreckage," katanya.

Kemudian, lanjut dia, pada Selasa pagi pukul 09.30 WIB, tim KNKT dan BPPT telah menurunkan Rigid Inflatable Boat (RIB), dengan membawa peralatan multi beam sonar dan ping locator. Alat ini ditujukan untuk menyisir lokasi yang diperkirakan merupakan titik impact.

Selain itu, KNKT juga telah menurunkan tim ke Jakarta International Container Terminal II (JICT II) Tanjung Priok untuk berkoordinasi dengan BNPP dan PT. Indonesia Port Company (PT. IPC) guna melakukan pemilahan barang temuan dari lokasi kecelakaan yang telah diturunkan di JICT II, Tanjung Priok.

"Pemilahan tim KNKT ini penting untuk menentukan proses investigasi KNKT lebih lanjut," katanya.

Untuk saat ini, selain dari evakuasi korban dari tim SAR, KNKT masih berfokus pada pencarian blackbox atau kotak hitam pesawat JT 610. Di kotak hitam pesawat itulah yang akan mengungkapkan data perjalanan pesawat secara menyeluruh.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement