Selasa 30 Oct 2018 15:49 WIB

Indonesia Belum Butuh Bantuan Asing Cari Pesawat Lion Air

Basarnas mengatakan tim gabungan masih mampu melakukan pencarian pesawat tersebut.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Basarnas  memeriksa kantung jenazah  usai  melakukan penyisiran korban dan serpihan  pesawat jatuh Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat. Selasa (30/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Anggota Basarnas memeriksa kantung jenazah usai melakukan penyisiran korban dan serpihan pesawat jatuh Lion Air JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat. Selasa (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesiapsiagaan Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas, Didi Hamzar mengatakan pihaknya belum membutuhkan bantuan dari negara asing, untuk mencari pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) lalu. Pascaperistiwa kecelakaan, Singapura dan Australia sempat menawarkan bantuan untuk mencari korban dan badan pesawat.

"Mereka (Singapura dan Australia) support informasi kejadian dan menawarkan (bantuan). Tapi kami melihat semua masih dalam kemampuan Basarnas dan bantuan belum diperlukan," ujarnya di kantor Basarnas, Selasa (30/10).

Didi mengatakan, tim pencari masih mampu melakukan evakuasi mandiri. Ia membenarkan bahwa Australia dan Indonesia memiliki perjanjian bilateral terkait 'Join SAR Operation' terhadap komunikasi dan sistem deteksi dini. Meski demikian, tim SAR optimistis dapat menangani evakuasi.

"Nanti akan kami lihat dari perkembangannya, jadi saya tidak boleh melebihkan apa yang tidak disampaikan Kepala Basarnas. Kami belum menerima bantuan dari luar, masih sanggup dilaksanakan oleh Tim SAR Gabungan," katanya.

Didi mengungkapkan, kelengkapan alat beserta personel tim gabungan dinilai sudah cukup untuk melakukan penyisiran beserta pencarian di bawah laut sedalam 35 meter tersebut. Tim SAR gabungan, lanjutnya, telah mengerahkan sebanyak 35 unit kapal di antaranya KM SAR, KRI, TNI AL, KP Polri dan Bea Cukai. Kapal tersebut dilengkapi dengan sistem sonar guna mendeteksi keberadaan badan utama pesawat di bawah laut.

Tim SAR gabungan beranggotakan 50 penyelam dari Basarnas Spesial Grup beserta Marinir. Selain itu, peralatan udara seperti HR 159, HR 3181 Basarnas dan CN 235, juga dikerahkan dalam penyisiran di permukaan laut pada radius 10 Nautical Miles atau setara dengan 18,52 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement