Selasa 30 Oct 2018 15:37 WIB

Polda Metro Siapkan Trauma Healing Bagi Keluarga Korban

Selain dari Polri, mahasiswa psikologi UI juga dilibatkan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 saat menunggu kabar di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT610 saat menunggu kabar di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polda Metro Jaya menyiapkan tim trauma healing untuk diperbantukan di RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, untuk membantu keluarga korban yang datang di pos pelayanan terpadu RS Polri. Selain itu, pihak rumah sakit juga menyiapkan ruang istirahat bagi keluarga korban yang datang dari jauh.

“Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Karo SDM dan Ka psikologi meyiapkan tim trauma healing. Dari rumah sakit sudah menyiapkan beberapa ruangan yang digunakan untuk para keluarga korban yang rumahnya jauh ini bisa sementara untuk istirahat di sana, ada disiapkan di Gedung Promoter di sana,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (30/10).

Polda Metro Jaya akan mengikuti arahan langsung dari Polri, karena untuk leading psikologi merupakan wewenang dari Polri dan Polda Metro Jaya stand by untuk perbantuan. “Tidak menutup kemungkinan nanti ada tim trauma healing relawan hadir di sana,” papar Argo lagi.

Sementara Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Ari Dono mengungkapkan, selain dari Polri dan pihak RS Polri, Da juga dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). Mereka akan bergabung untuk memberikan terapi psikologi kepada seluruh keluarga korban yang masih mengalami trauma.

“Kegiatan di sini tentunya akan memakan waktu ya relatif tapi diupayakan, karena banyaknya bantuan partisipasi beberapa ahli forensik dan di luar Polri diusahakan secepatnya. Kita bekerja untuk bisa mengidentifikasi mengumpulkan pengelompokan untuk material termasuk jenazah, dan selanjutnya akan diserahkan,” papar Ari Dono saat mendatangi RS Polri, Selasa (30/10).

Sebelumnya, maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang mengalami hilang kontak pagi ini, Senin (29/10). Pesawat tersebut melakukan take off pada pukul 6.20 WIB lalu hilang kontak pada pukul 6.33 WIB, dan dipastikan pesawat jatuh namun masih didalami penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Pesawat membawa 188 orang, dengan 181 penumpang di antaranya 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak, dan dua bayi, kemudian tujuh kru pesawat di antaranya dua Pilot, dan lima pramugari. Pilot sempat meminta kembali ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Ratusan keluarga korban di Bandara Depati Amir Pangkalpinang, mendadak histeris setelah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung menyampaikan pesawat Lion Air C/S PK-LQP FLIGHT JT-610 jatuh di Perairan Karawang. Begitupun keluarga korban yang ada di RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, terus berdatangan memenuhi pos pelayanan terpadu.

Baca juga:Pascakecelakaan Lion Air, Saham Boeing Merosot

Baca juga: Dua Pembakar Bendera Jadi Tersangka, Ini Penjelasan Polisi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement