Selasa 30 Oct 2018 05:47 WIB

24 Kantong Jenazah Korban Lion Mulai Diidentifikasi Pagi Ini

Hingga Senin malam, 24 kantong jenazah masuk ke RS Polri.

Petugas gabungan Basarnas, PMI, dan Polri mengevakuasi puing pesawat Lion Air JT 610 pascakecelakaan, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (29/10/2018).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas gabungan Basarnas, PMI, dan Polri mengevakuasi puing pesawat Lion Air JT 610 pascakecelakaan, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (29/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Edy Purnomo menyatakan pemeriksaan kantong jenazah korban pesawat terbang Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, dilakukan mulai Selasa (30/10) pagi ini. Hingga Senin malam, 24 kantong jenazah masuk ke RS Polri. 

Edy menuturkan tim dokter rencananya melakukan pemeriksaan tujuh kantung jenazah tersebut mulai pukul 06.30 WIB. Edy menyebut rangkaian identifikasi untuk mencocokkan data korban sebelum meninggal (antemortem) dengan setelah meninggal (postmortem).

Baca Juga

Edy mengimbau keluarga yang merasa anggota keluarganya menjadi korban untuk menghubungi posko pengambilan data antemortem (data fisik khas korban sebelum meninggal) di sekitar Ruang DVI. Data antemortem untuk pemeriksaan DNA dan identitas korban juga diminta untuk dibawa ke RS Polri. 

"Diminta kepada seluruh keluarga korban Lion Air untuk menghubungi Rumah Sakit Polri menghubungi tim antemortem di ruang DVI, agar bisa melakukan identifikasi terhadap korban yang ada, karena mulai hari ini dlaksanakan operasi DVI khusus korban kecelakaan pesawar Lion Air JT 610," ujar Edy, Senin (29/10).

Baca Juga: Kami Masih Berharap Mukjizat, Keluarga Kami Selamat

Hingga Senin malam, 24 kantong jenazah masuk ke RS Polri. Sesampainya di rumah sakit, kedua kantung jenazah dibawa ke ruang CT Scan Post Mortem Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur. 

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan semua elemen pemerintah berpadu dan bekerja sama mengidentifikasi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Proses identifikasi yang dipusatkan di RS Polri dikerjakan oleh petugas di RS Polri dan juga rumah sakit di bawah naungan Kementerian Kesehatan, seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

“Kami bekerja sama melakukan identifikasi korban bersama Tim DVI Polri. Kantor kesehatan pemerintah di pelabuhan sudah bergerak dengan Basarnas," ujar dia di RS Polri, Senin malam.

Dia menjelaskan pemerintah melakukan seoptimal mungkin untuk membantu mengenali ciri-ciri korban kecelakaan Lion Air yang meninggal dunia. "Rumah sakit di seluruh Indonesia akan ikut dalam proses ini seperti ketika kecelakaan Adam Air beberapa tahun lalu," kata dia. 

Pendampingan psikologis

photo
Crisis Center Lion Air. Keluarga korban pesawat Lion Air JT610 mendatangi crisis center di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/10). (Republika/Wihdan)

Menurut Nila, pemerintah memberikan pendampingan psikologis kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 untuk mengurangi trauma setelah peristiwa yang menimpa orang dekatnya. “Keluarga korban akan didampingi," ujar dia.

Dalam upaya mengurangi beban keluarga korban itu, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Kepala Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto Kombes (Pol) Dr Musyafak menjelaskan timnya siap memberikan bantuan psikologis bagi keluarga korban. 

"Itu untuk penyembuhan trauma," tutur Musyafak. 

Pemerintah juga telah menyiapkan tempat penginapan bagi keluarga korban yang menungu informasi perkembangan pencarian pesawat lion air yang jatuh di Perairan Karawang. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Tangerang Senin menjelaskan, untuk keluarga korban bisa menginap di hotel yang telah disiapkan.

Seluruh perkembangan dari proses pencarian akan disampaikan kepada keluarga korban melalui posko terpadu yang ada di Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, pihaknya pun telah menyiapkan fasilitas lainnya berupa kendaraan bagi keluarga korban yang ingin menuju ke RS Polri di Kramat Jati.

Semua fasilitas tersebut disediakan secara khusus bagi keluarga korban dan berharap bisa membantu pemerintah dalam proses pencarian serta menuntaskan masalah ini. "Kita konsentrasi kepada pencarian dan untuk keluarga korban kami sudah siapkan tempat menginap di hotel," ujarnya.

Menkeu menahan tangis

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menahan tangis usai menemui keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 di posko antemortem RS Polri, Senin malam. "Kami dari Kementerian Keuangan mengalami duka yang mendalam dari tadi melakukan identifikasi," kata dia.

Kedatangannya ke RS Polri untuk mendapatkan informasi dari Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Pol Musyafak mengenai proses yang akan dijalani, terhadap para korban. Dia mengharapkan keluarga korban mendapat informasi dan kepastian mengenai keluarganya yang menjadi korban.

"Saya sebagai pimpinan Kemenkeu betul-betul merasa berduka, atas kehilangan staf kami.  Saya berharap Allah SWT, untuk menjaga, mengampuni dosa mereka dan mendapat tempat yang baik," katanya sambil terbata-bata menahan tangis.

Dalam peristiwa itu, dari Kemenkeu terdiri atas tiga direktorat, yakni Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Perbendaharaan, dan Direktorat Kekayaan Negara dengan semua korban 20 orang. "Dari pagi kami sudah mencari tahu dari Basarnas kami diberi penjelasan, kemudian ke Crisis Center di Soekarno-Hatta untuk bertemu keluarga korban untuk mendapatkan informasi," kata Sri Mulyani.

"Kemudian kami membentuk juga Crisis Center di Halim Perdanakusumah karena keluarga mengharapkan lebih dekat ke Rumah Sakit Polri di sini, agar mereka bisa segera mendapat identifikasi mengenai keluarga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement