Kamis 25 Oct 2018 20:50 WIB

BNPB: 1.999 Bencana Telah Terjadi Hingga Oktober 2018

Tren bencana juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang tahun 2018 telah terjadi 1.999 bencana. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tren bencana juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

"Selama tahun 2018, hingga Kamis (25/10), tercatat 1.999 kejadian bencana di Indonesia. Jumlah ini akan terus bertambah hingga akhir 2018 mendatang," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (25/10).

Sutopo mengatakan, bencana seperti gempa, tsunami, erupsi gunung api, banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, puting beliung dan cuaca ekstrem, masih menjadi ancaman. Sutopo merinci, selama 2018 terdapat beberapa bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian cukup besar yaitu banjir bandang di Lampung Tengah pada 26 Februari 2018 yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia.

Kemudian, bencana longsor di Brebes, Jawa Tengah pada 22 Februari 2018 yang menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan tujuh orang hilang. Banjir bandang di Mandailing Natal pada 12 Oktober 2018 menyebabkan 17 orang meninggal dunia dan 2 orang hilang. Gempa bumi beruntun di Lombok dan Sumbawa pada 29 Juli 2018, 5 Agustus 2018, dan 19 Agustus 2018 menyebabkan 564 orang meninggal dunia dan 445.343 orang mengungsi.

 

"Serta bencana gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 menyebabkan 2.081 orang meninggal dunia, 1.309 orang hilang dan 206.219 orang mengungsi," jelasnya.

Sutopo mengakui, bencana-bencana itu memberikan dampak yang ditimbulkan bencana sangat besar. Tercatat 3.548 orang meninggal dunia dan hilang, 13.112 orang luka-luka, 3,06 juta jiwa mengungsi dan terdampak bencana, 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah rusak sedang, 20.608 rumah rusak ringan, dan ribuan fasilitas umum rusak.

Tak hanya itu, kerugian ekonomi yang ditimbulkan bencana cukup besar. Sebagai gambaran, gempabumi di Lombok dan Sumbawa menimbulkan kerusakan dan kerugian Rp 17,13 triliun. Begitu juga gempabumi dan tsunami di Sulawesi Tengah menyebabkan kerugian dan kerusakan lebih dari Rp 13,82 triliun.

"Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah," katanya.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kata dia, jumlah korban meninggal dunia dan hilang akibat bencana pada tahun 2018 ini paling besar sejak 2007. Jumlah kejadian bencana, kemungkinan hampir sama dengan jumlah bencana tahun 2016 dan 2017 yaitu 2.306 kejadian bencana dan 2.391 kejadian bencana. Namun dampak yang ditimbulkan akibat bencana pada 2018 sangat besar.

Selama tahun 2007 hingga 2018, kejadian bencana besar yang menimbulkan korban banyak adalah pada tahun 2009, 2010 dan 2018. Pada tahun 2009 tercatat 1.245 kejadian bencana. Banyaknya bencana membuat ia mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.

"Kenali bahayanya dan kurangi risikonya," katanya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement