Kamis 18 Oct 2018 13:24 WIB

25 Personel Sisir DPR untuk Kemungkinan Masih Ada Peluru

Tim masih bekerja dalam rangka menyisir bekas tembakan peluru nyasar.

Rep: Mabruroh / Red: Ratna Puspita
Anggota Pamdal  melakukan penjagaan di depan pintu Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri  terkait temuan peluru nyasar ke Nusantaran 1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Anggota Pamdal melakukan penjagaan di depan pintu Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri terkait temuan peluru nyasar ke Nusantaran 1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian mengerahkan 25 personel untuk menyisir gedung DPR RI, Kamis (18/10). Penyisiran yang dilakukan sejak pagi hari tersebut untuk memastikan ruangan-ruangan anggota DPR RI tidak lagi ditemukan peluru nyasar dari Lapangan Tembak Senayan, Jakarta. 

Kepolisian melakukan penyisiran setelah tiga peluru ditemukan lagi di tiga ruangan berbeda pada Rabu (17/10) kemarin. “Saat ini tim masih bekerja dalam rangka menyisir bekas tembakan peluru nyasar tersebut,” kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi Republika, Kamis (18/10).

Baca Juga

Dedy mengatakan tim melakukan melakukan penyisiran dari lantai satu sampai lantai 24 gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Tim kata Dedy, berjumlah 25 personel yang terdiri dari tim Inafis dan pamdal.

Tim Inafis Polda Metro Jaya sebanyak tiga personel, Pam Obvit Polda Metro Jaya dua personel, Tim Inafis Polres Jakarta Pusat lima personel, dan 15 personel Pamdal DPR RI. Sampai Kamis siang ini, Dedi mengatakan, tim masih bekerja melakukan penyisiran di sisi selatan Gedung Nusantara I DPR RI. 

Polisi belum bisa memastikan apakah peluru yang ditemukan pada Rabu kemarin tersebut berasal dari senjata glock 17 yang sama atau dari senjata yang berbeda. Untuk temuan pada Senin lalu, polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka kasus peluru nyasar sebelumnya, yakni IAW dan RMY. 

Sementara pada keterangan kepada wartawan Rabu kemarin, Dedi mengatakan, dua peluru di Vivi Sumantri Jayabaya (Demokrat) di lantai 10 dan Toto Daryanto (PAN) di lantai 20 masih merupakan sisa dari peluru yang menembus dua ruang kerja anggota DPR RI pada Senin (15/10) lalu. Dedi menuturkan, polisi sudah mengetahui adanya empat peluru yang tertembak pada dua hari lalu. 

Namun, dua peluru berikutnya baru ditemukan pada Rabu kemarin. Dedi memastikan, total empat peluru telah ditemukan. "Jadi informasi yang kami dapat dari Polda Metro Jaya itu merupakan sisa dari empat peluru yang ditembakkan kemarin Senin. Dari hasil olah TKP kemarin baru ditemukan dua peluru dan hari ini ditemukan lagi dua peluru," kata Dedi, Rabu kemarin. 

Dedi menuturkan, kepolisian tetap akan melakukan langkah sesuai prosedur operasional standar. Polisi akan melaksanakan pemeriksaan lokasi kejadian atau olah tempat kejadian perkara (TKP) dan membawa peluru yang ditemukan ke Laboratorium forensik.

"Jadi tolong tetap tenang. Artinya Polda Metro Jaya mampu mengendalikan keamanan di Jakarta," ujar Dedi.

Tiga temuan peluru pada Rabu kemarin memastikan ada lima ruangan yang terkena peluru nyasar dari Lapangan Tembak Senayan. Lima ruangan yang tembus peluru nyasar antara lain ruangan anggota DPR Wenny Warouw (Gerindra) di lantai 16, Bambang Hari Purnomo (Golkar) di lantai 13, Vivi Sumantri Jayabaya (Demokrat) di lantai 10, Toto Daryanto (PAN) Di lantai 20 dan Khatibul Umam (Demokrat) di lantai 9.

Pascainsiden tersebut, ada tiga opsi yang muncul untuk menghindarkan Gedung DPR dari peluru nyasar. Ketiganya, yakni memindahkan Lapangan Tembak Senayan, mengubah desain Lapangan Tembak Senayan, dan pemasangan kaca antipeluru di Gedung DPR. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement