Jumat 12 Oct 2018 09:00 WIB

Saat Grup Komunitas Gay Resahkan Sebagian Warga Jawa Barat

Anggotanya bisa mencapai ribuan orang.

Rep: Erik Iskandarsjah, Ita Nina Winarni, / Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi penderita homoseksual.
Ilustrasi penderita homoseksual.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA --  Di Garut juga ditemukan grup komunitas gay. Bahkan, pemerintah pusat melalui  melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo harus turun tangan dengan memblokir grup yang meresahkan warga Garut itu, pada Kamis (11/10). Pemblokiran dilakukan karena situs tersebut mengandung muatan pornografi.

Langkah pemblokiran terhadap group Facebook dilakukan setelah mendapat surat elektronik dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang meminta grup tersebut diblokir. Grup tersebut dinilai dapat membahayakan anak-anak dan remaja di wilayah Garut dan sekitarnya.

"Grup LGBT di Garut tersebut, menurut KPAI berpotensi mengampanyekan praktik gay di kalangan anak-anak atau remaja laki-laki," demikian bunyi keterangan tersebut.

 

Atas hal itu, sejumlah warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, meminta pemerintah daerah untuk menindak kelompok LGBT di wilayah tersebut. Alasannya, karena mereka mulai terang-terangan di media sosial. “Pemerintah jangan diam, harus cepat bergerak. Bisa pengaruhi banyak orang kalau tidak segera diatasi," kata Aef Hendi, warga Garut, di Garut, Senin (8/10).

Aef menyatakan prihatin dengan kehadiran kelompok homoseksual secara terbuka di media sosial. Fenomena ini ramai dibicarakan warga Garut, yakni kaum sesuka sesama jenis laki-laki yang sudah berani membuat grup di media sosial Facebook bernama "Gay Garut-Indonesia".

Menurut dia, mereka sudah menggunakan jaringan media sosial di internet untuk menunjukkan dirinya ada dan bisa diterima oleh masyarakat di Garut. "Saya tidak ingin di Garut ini muncul persoalan seperti itu dan memengaruhi banyak orang Garut untuk masuk dalam perbuatan menyimpang seperti itu," katanya.

Mubin, warga lainnya, juga menyatakan prihatin dengan munculnya kelompok penyimpangan seksual secara terbuka di media sosial. Mahasiswa Garut itu khawatir penyakit masyarakat tersebut terus meluas dan memengaruhi banyak orang Garut melalui media sosialnya.

Apalagi, grup media sosial mereka yang tersebar di Garut, kata dia, sudah mengarah khusus homoseksual usia pelajar tingkat SMP dan SMA. "Gay Garut juga sudah 'go public', sekarang enggak malu-malu lagi, atau istilahnya sudah enggak sembunyi-sembunyi," ujarnya.

Ia berharap pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Garut, segera mengatasi persoalan dengan menelusuri pembuat akun media sosial tersebut, kemudian menindak para pelakunya. "Jangan sampai menjadi lebih parah, harus langsung ada tindakan, jangan sampai terlambat bertindak," katanya.

Sementara, Kepolisian Resor Garut terus mencari pembuat akun grup media sosial Facebook kelompok penyuka sesama jenis pria atau gay. Pencarian ini dilakukan karena grup itu telah menimbulkan keresahan masyarakat di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan, saat ini kepolisian terus melakukan pendalaman atas hal tersebut. "Kita dalami, cari siapa yang membuatnya sampai nantinya berhasil kita tangkap agar masyarakat tidak resah," kata Budi, Kamis (11/10).

Ia menuturkan, kepolisian sudah mendapatkan informasi tentang adanya grup gay yang tergabung dalam media sosial Facebook wilayah Garut. Kepolisian, lanjut dia, sudah menerjunkan anggota untuk mengungkap dan menangkap pelaku yang membuat akun tersebut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu.

"Kami berusaha melakukan penyelidikan untuk dapat menemukan si pembuat akun grup itu," katanya. Ia menyampaikan, upaya mengungkapkan kasus tersebut akan membutuhkan waktu yang lama, bahkan harus terkumpul barang bukti sehingga memenuhi syarat untuk diproses hukum.

Baca juga: KPK Hati-Hati Usut Dugaan Aliran Uang Catut Nama Kapolri

Baca juga: Kampanye Anti-Halal Cina Target Makanan Hingga Pasta Gigi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement