Senin 08 Oct 2018 14:59 WIB

Kimbo Salurkan Bantuan Makanan Cepat Saji ke Palu

Kimbo akan menyalurkan bantuan makanan cepat saji untuk anak-anak

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Sosis (ilustrasi)
Foto: www.knightsmeats.com.au
Sosis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADALARANG - PT Madusari Nusaperdana, salah satu produsen daging olahan sosis berencana mengirimkan bantuan makanan cepat saji kepada para korban gempa dan tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

Sales Promotion Manager PT Madusari Nusaperdana, Gani Wijaya mengungkapkan pihaknya memiliki distributor di Palu dan akan menyalurkan bantuan makanan cepat saji untuk anak-anak. Namun, pihaknya akan mengirimkan bantuan jika kondisi dan situasi sudah aman.

"Kita sudah prepare untuk memberikan sumbangan bagi pengungsi disana," ujarnya, akhir pekan kemarin. Menurutnya, pihaknya juga banyak menerima pesanan makanan olahan cepat saji dari para donatur serta perusahaan lain yang tergerak untuk membantu korban gempa dan tsunami.

Tidak hanya itu, ia menuturkan sejak kejadian gempa Lombok, banyak donatur yang memesan produknya karena produknya praktis dan bisa langsung dimakan dengan nasi atau cemilan.

"PT Madusari Nusaperdana care terhadap korban bencana di Indonesia, seperti yang kami laksanakan di Lombok. Korban gempa di sana diberikan makanan olahan seperti sosis dan trauma healing," ungkapnya.

Ia menambahkan, bantuan akan disalurkan melalui panitia atau relawan agar bisa langsung diberikan kepada para korban bencana. "Kita kerjasama dengan panitia lokal di Palu supaya bantuan bisa masuk ke kampung atau daerah pedalaman," katanya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sejauh ini korban terbanyak ditemukan di Kota Palu yakni mencapai 1.152 orang. Sementara korban meninggal di Kabupaten Donggala sebanyak 144 orang. Sisanya, terdapat di Sigi 62 orang, Parigi Moutong 12 orang, serta di Pasangkayu, Sulawesi Barat sebanyak 1 orang.

"Sesuai mekanisme pencarian oleh Basarnas selama tujuh hari karena masih banyak belum ditemukan ditambah tiga hari sehingga total 10 hari. Nanti, jika masih dibutuhkan tambahan waktu lagi akan tetap dicari tapi dengan kekuatan yang dikurangi," kata Sutopo dalam Konferensi Pers di Kantor Pusat BNPB, Jakarta, Jumat (5/10) sore.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement