REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai kasus hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet menjadi pukulan telak bagi pasangan Prabowo-Sandiaga. Ia pun meyakini kasus itu berpengaruh terhadap pemilih pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Baca Juga:
"Pasti yang selama ini ke mana-mana akan balik kandang apalagi dari peristiwa RS (Ratna Sarumpaet) itu pukulan telak yang akan membawa fakta bahwa pilihan bergeser ke Pak Jokowi," ujar Muhaimin di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/10).
Karena itu, ia semakin optimistis terkait arah dukungan pemilih yang belum menentukan pilihan. Ia yakin mereka akan mendukung pasangan Jokowi-Maruf bertambah dengan adanya kasus hoaks Ratna tersebut.
Apalagi, hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin berada di angka 60,4 persen. Sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya meraih elektabilitas 29,8 persen.
"Saya kira survei terakhir, alhamdulilah ya posisi Pak Jokowi meningkat tajam, posisi konsolidasi kalangan Nahdliyyin semakin rapi di Jatim, Jateng, Jabar dan Banten," kata Cak Imin, sapaan akrabnya.
[Ilustrasi] Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan anggota BPN Ratna Sarumpaet, di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (2/10).
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai kasus hoaks Ratna Sarumpaet memang tak akan mengurangi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebab, dia menerangkan, pemilih pasangan nomor urut 2 itu sudah solid.
Kendati demikian, ia berpendapat, kasus hoaks itu membuat citra Prabowo menjadi negatif. Dengan adanya isu hoaks Ratna Saarumpaet, Prabowo akan kesulitan menambah suara dari masyarakat yang belum memilihnya.
“Akan tetapi, secara elektoral tak akan membuat lari pemilih Prabowo," kata dia.
Baca Juga: Pengamat: Pemilih Potensial Prabowo Bisa tak Simpati