REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Museum Geologi memiliki sejumlah program edukasi terkait bencana alam kepada masyarakat. Dengan adanya bencana alam gempa di Palu baru-baru ini, Museum Geologi ingin masyarakat bisa lebih memahami mengenai mitigasi bencana.
Kasubag Edukasi dan Informasi Museum Geologi Makmur mengatakan peran museum memamg memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat. Museum Geologi dalam hal ini berperan memberikan pemahaman mengani kebumian.
Makmur mengatakan bencana alam menjadi salah satu materi yang juga diangkat oleh Museum Geologi. Mulai dari gempa bumi, tsunami, longsor, hingga letusan gunung berapi.
"Secara materi kita ada edukasi baik tentang gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor. Semuanya dipamerkan di museum dalam rangka agar masyarakat atau pengunjung museum paham terkait itu," kata Makmur kepada Republika, Jumat (5/10).
Makmur mengatakan dalam etalase pameran dipaparkan mengenai tanda-tanda hingga penanganannya. Namun memang edukasi yang bersifat interaktif belum secara masif dilakukan.
Menurutnya selama ini, Museum Geologi hanya menggelar seminar atau dialog terutama terkait mitigasi bencana berdasarkan permintaan saja. Biasanya sekolah menjadi pihak yang banyak meminta sosialisasi mitigasi bencana dan pelatihannya.
"Kalau mau (pelatihan), kirim surat nanti kita siapkan. Kalau memang ada sekolah ataupun masyarakat kita sangat terbuka bisa memberikan edukasi kepada maysarakat. Mislanya simulais menyelamat diri saat gempa bumi. Kita ingin masyarakat lebih paham terhadap mitigasi bencananya," tuturnya.
Ia mengatakan di samping pemahaman mengenai resiko bencana alam di suatu daerah, menurutnya mitigasi bencana menjadi hal yang juga tak kalah penting untuk dipahami masyarakat. Apalagi Indonesia merupakan daerah yang secara geografis rawan bencana.
"Indonesia memang tidak bisa lepas dari bencana itu. Yang harus dilakukan kesiapsiagaan dalam konteksnya mitigasi bencana. Di mana membangun kesadaran masyarakat kita hidup di atas tiga lempeng yang rawan bencana. Jadi masyarakat paham apa yang harus dilakukan," ujarnya.
Ia mengatakan dengan adanya bencana Palu, ia melihat antusiasme masyarakat untuk peduli terhadap mitigasi bencana lebih meningkat. Karenanya, pihaknya beremcana ingin lebih memasifkan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat. Ia mengaku saat ini Museum Geologi memang masih pasif dalam sosialiasi kepada masyarakat. Selama ini pelatihan hanya diadakan dalam memenuhi permintaan saja.
"Memang kami masih pasif karena butuh persiapan tetapi melihat antusiasme saat ini kelihatannya kami akan memunculkan seminar dialog interaktif terkait mitigasi bencana yang saat ini memamg sedang hot," katanya.
Dalam seminar dan pelatihan, masyarakt bisa dibekali pemahaman ilmu kebumian, potensi bencana, hingga penananganan jika terjadi bencana. Sehingga masyarakat ke depannya bisa lebih memahami dan memiliki kesiagaan terhadap bencana alam apapun.