REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk serius menangani masalah gizi anak. Langkah tersebut dilakukan agar kondisi anak bisa lepas dari masalah kurang gizi atau pertumbuhan tidak maksimal.
‘’ Salah satu caranya dengan pendidikan keluarga 1.000 hari pertama kehidupan yang harus dipahami para pihak pemangku kepentingan,’’ ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami dalam keterangannya Jumat (5/10).
Hal ini untuk mencegah terjadinya gejala stunting. Menurut Marwan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang salah satu sebab pokoknya adalah kekurangan gizi akut. Sehingga masalah gizi merupakan masalah yang kompleks dan tidak semata-mata karena kurangnya asupan makanan.
Di Indonesia terang Marwan, banyak faktor yang menjadi penyebab masalah gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ia menerangkan masalah gizi secara langsung dipengaruhi oleh faktor konsumsi makanan dan penyakit infeksi.
Keduanya kata Marwan merupakan faktor yang saling mempengaruhi. Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, kesehatan lingkungan dan pola asuh.
Marwan menerngkan, daya beli yang cukup juga belum bisa mencerminkan kecukupan asupan gizi anggota keluarga dalam rumah tangga. Dalam artian warga tetap harus dibekali pengetahuan terhadap makanan bergizi seimbang.
‘’ Di Masa 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), proses tumbuh kembang seorang anak dimulai,’’ imbuh Marwan. Orang tua memiliki peran penting untuk memberikan perawatan dan pengasuhan yang berkualitas dalam 1.000 hari pertama kehidupan dihitung sejak pembuahan sampai usia sekitar 2 bulan.
Oleh karena itu Marwan mengajak semua pihak untuk bekerjasama dalam mendukung terwujudnya gizi seimbang. Hal ini untuk menuju bangsa sehat berprestasi dan percepatan perbaikan gizi 1000 HPK.