Kamis 04 Oct 2018 16:54 WIB

Median: Hoaks Ratna Bisa Rusak Soliditas Koalisi Prabowo

Rico menilai, saat ini seolah Prabowo pasang badan sendiri dalam kasus ini.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Ekpresi aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ekpresi aktivis kemanusiaan, Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menilai, kasus hoaks yang diciptakan Ratna Sarumpaet terkait penganiayaan dirinya bisa merusak soliditas partai politik pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Rico menilai, saat ini seolah Prabowo pasang badan sendiri dalam kasus ini.

"Kalau saya mencermati, yang rusak pertama kali adalah soliditas partai pendukung prabowo. Kalau elektabilitas ini masih perlu waktu untuk melihat," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (4/10).

Rico melanjutkan, Prabowo seperti pasang badan sendiri tanpa pimpinan parpol pendukung yang lain saat merespons kabar hoaks pemukulan Ratna Sarumpaet. Meskipun, ada politikus senior PAN Amien Rais yang menemani Prabowo dalam jumpa pers terkait masalah Ratna, Selasa (2/10) lalu. "Terlihat sampai saat ini Prabowo seperti pasang badan sendiri. Seperti tidak ada pembelaan yang cukup gencar dari tokoh-tokoh politik partai," jelasnya.

PKS misalnya, kata Rico, yang aktif selama ini pada gerakan 2019 Ganti Presiden tapi sejak ada kasus Neno Warisman dan Ratna seolah kehilangan gaung semangatnya. "Dan justru lebih sibuk dengan dinamika konflik internal, serta pergantian seluruh pengurus di Bali," ucapnya.

Ratna Sarumpaet menyampaikan klarifikasi terkait kabar yang menyebut dia dianiaya dengan menggelar konferensi pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/10). Ratna menegaskan tidak ada penganiayaan terhadap dirinya.

Ratna menjelaskan, cerita pemukulan terhadap dirinya hanya untuk menutupi fakta bahwa dia telah melakukan operasi sedot lemak di pipinya. Cerita tersebut ia sampaikan saat anak-anaknya menanyakan ihwal lebam di wajah dan dikarang hanya untuk kepentingan keluarga. "Tidak ada hubungannya dengan politik," ucap dia.

Seusai kondisinya membaik, Ratna masih tetap pada ceritanya dan tidak menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi. Termasuk, saat Prabowo Subianto dan Amien Rais datang menjenguk pada Selasa (2/10) kemarin. "Saya tidak sanggup melihat Pak Prabowo membela saya dalam jumpa pers," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement