REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan, partainya kecewa terhadap Ratna Sarumpaet, yang telah menjebak tim Prabowo-Sandi dengan kebohongan. Ferdinand mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpesan agar persoalan ini jadi pelajaran di tim Prabowo-Sandi.
"Memang kami kecolongan karena terlalu percaya dengan omongan Ratna Sarumpaet. Dan Pak SBY cukup prihatin dengan peristiwa ini, sangat menyayangkan kebohongan yang disampaikan. Pak SBY meminta kepada tim pemenangan ke depan untuk lebih mewaspadai informasi-informasi yang masuk ke Pak Prabowo atau Mas Sandi," katanya, Kamis (4/10).
Ferdinand melanjutkan, Demokrat dan SBY akan tetap bersama dengan Prabowo-Sandi. "Kami tetap komitmen memenangkan Prabowo-Sandi, cuma kedepan hal-hal seperti ini harus lebih di waspadai agar tidak merusak citra koalisi," ujarnya.
Bagi Demokrat insiden ini adalah pelajaran akan pentingnya tim pemenangan Prabowo-Sandi bisa mendeteksi dan memfilter informasi yang bisa merugikan tim pemenangan. "Semua informasi yang masuk ke Pak Prabowo dan Sandiaga Uno harus informasi yang valid sehingga hal seperti ini tidak terulang kembali," katanya.
Ratna Sarumpaet sebelumnya dalam konferensi persnya mengakui bahwa dirinya menjalani operasi plastik di rumah sakit di bilangan Menteng, Jakarta. Maka secara otomatis pengakuannya ini membantah dugaan bahwa dirinya menjadi korban penganiayaan. "Betul, saya ada di dokter hari itu dan saat saya dijadwalkan pulang lebam-lebam di wajah saya masih ada. Saya pulang membutuhkan alasan kepada anak saya dan saya jawab dikeroyok," ucap Ratna.
Ratna mengaku tidak habis pikir jawaban singkatnya itu justru yang membuatnya harus berbohong untuk kesekian kalinya. Bahkan dihadapan Prabowo Subianto, orang yang dia perjuangkan selama ini harus melanjutkan kebohongannya. "Saya dengan sangat memohon maaf kepada pak Prabowo, terutama Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulus membela saya," kata Ratna.