Rabu 03 Oct 2018 12:40 WIB

Pemkot Mataram Mulai Bangun Risha dan Riko Pascagempa

Warga yang hendak membangun Riko harus mengedepankan unsur struktur tahan gempa.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh secara resmi memulai pembangunan rumah instan sederhana sehat (Risha) dan rumah instan konvensional (Riko) di Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Mataram, NTB, Rabu (3/10).
Foto: Muhammad Nursyamsyi
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh secara resmi memulai pembangunan rumah instan sederhana sehat (Risha) dan rumah instan konvensional (Riko) di Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Mataram, NTB, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram mulai melalukan pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak gempa di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (3/10). Prosesi tahap pertama pembangunan rumah dilakukan di Lingkungan Pengempel Indah, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Mataram, yang menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah akibat gempa.

Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengatakan, warga diberikan dua opsi pilihan dalam model rumah, yakni rumah instan sederhana sehat (Risha) atau rumah instan konvensional (Riko). Terdapat masing-masing Risha dan Riko yang menjadi proyek awal dibangun di Pengempel Indah. 

Kata dia, masing-masing Risha dan Riko sudah memiliki kelompok masyarakat (pokmas) yang terdiri atas 12 warga terdampak gempa sebagai salah satu syarat pencairan bantuan. "Saya minta ini jangan hanya seremonial saja, ini hari yang kita tunggu, semoga pembangungan rumah bisa berjalan lancar dan warga bisa tinggal di tempat yang layak kembali," ujar Ahyar. 

Ahyar mengatakan, pemerintah memberikan kebebasan penuh kepada warga untuk memilih model Risha atau Riko. Kata dia, meski berbentuk konvensional, warga yang hendak membangun Riko tetap harus mengedepankan unsur struktur yang tahan gempa.

"Semua harus dengan standar tahan gempa, di lapangan ada dibantu pendamping, Rekompak yang inisiasi, validasi, data, dan perencanaan di lapangan," kata dia.

Ahyar memiliki harapan agar rumah, baik Risha maupun Riko, segera dapat terbangun mengingat masih banyaknya warga yang tinggal di pengungsian. Jumlah kerusakan rumah di Mataram akibat gempa mencapai 7 ribu rumah yang tersebar di sejumlah titik.

"Kita mulai (pembangunan rumah), tentu bergiliran sesuai keadaan, karena dari bahan bahan butuh sekian waktu, tapi kita akan usahakan secara maksimal untuk mengantisipasi musim hujan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement