REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Ratna Sarumpaet diduga menjadi korban penganiayaan. Hal tersebut berdasarkan foto yang beredar di media sosial, yang menunjukkan wajah Ratna dalam kondisi memar dan bengkak seperti habis menerima pukulan.
Namun, pihak keluarga masih enggan memberikan komentar perihal kasus tersebut. Perwakilan media putri Ratna, Atiqah Hasiholan, tidak menjawab panggilan telepon dan pesan singkat dari media. Begitu pula dengan Rio Dewanto, menantu Ratna.
"Untuk soal itu nanti saja tunggu dari Tante Ratna langsung," kata Boy, manajer Rio, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (2/10).
Sebelumnya, Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) membenarkan telah terjadi penganiayaan terhadap tokoh perempuan itu. Tim ACTA sudah menemui Ratna dan menyatakan siap mendampingi proses hukum kasusnya.
Ketua Umum ACTA, Kris Ibnu T Wahyudi, menyampaikan bahwa ACTA masih berdiskusi mendapatkan persetujuan Ratna untuk upaya hukum. Untuk sementara, ACTA belum dapat menyampaikan kepada publik perihal waktu dan lokasi penganiayaan.
"ACTA akan turun mendampingi Kak Ratna dalam proses hukum mengusut penganiayaan tersebut," ungkap Kris.
Baca juga: Tim Prabowo Beberkan Kronologi Penganiayaan Ratna
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Nanik S Deyang, membeberkan kronologi penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet. Nanik mengetahui kronologi ini berdasarkan hasil penjelasan Ratna kepada Prabowo.
"Sore ini setelah agak pulih ia (Ratna Sarumpaet) melaporkan ke Pak Prabowo kejadian yang menimpanya. Pak Prabowo didampingi Pak Amien Rais dan Fadlizon," kata Nanik, Selasa (2/10).
Nanik menceritakan, Ratna dihajar tiga orang pada 21 September lalu di sekitar Bandara Husein Saatranegara, Bandung, Jawa Barat. Kala itu, pada malam hari, Ratna baru menghadiri acara konferensi dengan peserta beberapa negara asing di sebuah hotel. Nanik menjelaskan, Ratna naik taksi bersama peserta dari Sri Lanka dan Malaysia. Sebetulnya, Nanik mengatakan, Ratna mengaku sedikit curiga tiba-tiba taksi dihentikan sedikit jauh dari keramaian.
"Nah saat dua temannya yang dari luar negeri turun dan berjalan menuju bandara, Mbak Ratna ditarik tiga orang ke tempat gelap, dan dihajar habis oleh tiga orang, dan diinjak perutnya," kata Nanik menceritakan ulang pernyataan Ratna.
Setelah dipukuli, Nanik mengatakan, Ratna dilempar ke pinggir jalan aspal sehingga bagian samping kepalanya robek. Berdasarkan pengakuan Ratna, Nanik mengatakan, kejadiannya sangat cepat sehingga sulit mengingat bagaimana urutan kejadiannya.
Namun, ia mengatakan, Ratna masih sedikit sadar saat dia kemudian dibopong sopir taksi dan dimasukkan ke dalam taksi. "Oleh sopir taksi Mbak Ratna diturunkan di pinggir jalan di daerah Cimahi," tuturnya.
Dengan sisa-sisa tenaga, Nanik mengatakan, Ratna mencari kendaraan menuju rumah sakit di Cimahi serta menelepon temannya seorang dokter bedah dan langsung ditangani. "Mbak Ratna malam itu juga langsung balik ke Jakarta,” kata dia.
Menurut Nanik, Ratna merasa trauma setelah kejadian itu sehingga memilih berdiam diri selama 10 hari. "Barulah hari Minggu lalu dia memanggil Fadli Zon ke rumahnya, dan baru semalam Fadlizon melaporkan ke Pak Prabowo, dan hari ini di suatu tempat menemui Pak Prabowo," kata Nanik.