Selasa 02 Oct 2018 01:34 WIB

Aparat Tindak Tegas Pelaku Penjarahan di Wilayah Bencana

Masyarakat juga diminta untuk menjaga keamanan di wilayah bencana

Kawasan Masjid Baiturrahman pascagempa dan tsunami di daerah Taman Ria, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).
Foto: Akbar Tado/Antara
Kawasan Masjid Baiturrahman pascagempa dan tsunami di daerah Taman Ria, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Komandan Penerangan Kodam XIII Merdeka, Kolonel Infrantri TNI Tohir menegaskan, akan menindak tegas bagi oknum-oknum yang masih melakukan penjarahan toko di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tohir juga berharap masyarakat ikut menjaga stabilitas keamanan di Palu

"Pengamanan terhadap objek yang sudah dijarah oknum warga sudah kita lakukan. Koordinasi dengan Polda, Korem XIII Merdeka serta personil kita kerahkan, namun demikian masih ada saja cara penjarah melakukan itu," ujarnya di Palu, Senin (1/10).

Selain itu, bila dilihat fenomennya perilaku tersebut bukan lagi menjarah makanan,  tapi kemudian berkembang menjarah barang-barang lainnya yang berharga. "Kami sampaikan bahwa mereka bukan lagi menjarah makanan tapi menjarah barang lainnya, ini sudah perbuatan kriminal dan ditindak tegas bila masih ada melakukan itu," tegasnya.

Pihaknya berharap dengan kejadian itu masyarakat mesti sadar akan stabilitas keamanan dan perekonomian di Palu, Sulteng, sebab bukan hanya tugas dari aparat keamanan tapi seluruh pihak terkait dan masyarakat itu sendiri. "Ini bukan pekerjaaan aparat saja, tapi harus ada bantuan serta kerja sama dari stakeholder juga masyarakat. Untuk itu, kami mengajak, mari kita sama-sama bahu membahu mengembalikan stabilitas keamanan dan perekonomian kota agar bencana kemanusiaan ini bisa segera selesai," jelasnya.

Sebelumnya, sejumlah oknum warga melakukan perbuatan melanggar hukum dengan menjarah toko makanan, semua mini market disikat penjarah termasuk mengambil BBM sampai merusak SPBu pascagempa di hari pertama dan kedua. Hingga dihari ketiga para oknum ini mulai menjarah toko bangunan dan elektronik termasuk gudang di pelabuhan pantoloan, Kota Palu. Mereka menjarah tanpa memikirkan perbuatan itu adalah pelanggaran hukum.

Stabilitas keamanan dan perekonomian pascagempa di Kota Palu dan sekitarnya terganggu, pemerintahan lumpuh, membuat perputaran ekonomi berhenti san berdampak menipisnya stok bahan makanan sehingga memicu terjadinya penjarahan dimana-mana. Pemerintahan saat gempa hingga pasca di Kota Palu Provinsi Sulteng mengalami stagnansi.

Bantuan logistik pun terus mengalir, namun ironisnya beberapa bantuan yang hendak ke Palu tertahan oleh oknum warga di wilayah Donggala serta perbatasan Pasang Kayu untuk mengambil logistik tersebut dengan alasan lama menunggu bantuan logistik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement